Sunan Bonang, Wali Penyebar Agama Islam dengan Beragam Keahlian

sunan bonang tugu jatim
Sunan Bonang. Foto: wikimedia

TUBAN, Tugujatim.id Sosok waliyullah Sunan Bonang telah mashur di telinga kaum muslimin Nusantara. Putra Rade Rahmatullah dengan Nyai Ageng Menilo itu lahir pada 1465 dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahim dan wafat pada usia 63 tahun.

Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan. Keterampilan silat Sunan Bonang berguna ketika dia mengalahkan seorang perampok bernama Raden Said.

Raden Said pun tunduk dan bertobat, kemudian ikut menyebarkan dakwah Islam dan menjadi anggota Wali Songo yang dikenal dengan nama Sunan Kalijaga. Bahkan, masyarakat juga mengenal sosok Sunan Bonang sebagai seseorang yang pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.

Sunan Bonang juga dikenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni, termasuk gamelan dan karya sastra. Konon, Sunan Bonang merupakan penemu salah satu jenis gamelan dengan tonjolan di bagian tengahnya atau yang kerap disebut bonang.

Sunan Bonang berdakwah menyebarkan agama Islam lewat seni dan budaya. Dia menggunakan alat musik gamelan untuk menarik simpati rakyat. Salah satunya bonang itu. Jika tonjolan tersebut diketuk atau dipukul dengan kayu, maka akan muncul bunyi merdu. Dari alat musik inilah yang membuat penduduk setempat penasaran dan tertarik, dan dapat mengislamkan masyarakat Jawa tanpa paksaan dan sukarela.

Selain alat musik, Sunan Bonang kerap kali memainkan wayang serta menguasai seni dan sastra Jawa untuk berdakwah. Beberapa karya sastra yang diciptakannya bertajuk Suluk Wujil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa’id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tombo Ati yang kini masih sering dinyanyikan orang.

Menurut Pengurus Mabarot Yayasan Makam Sunan Bonang, Ilham mengatakan bahwa berdasarkan keterangan yang dinukil dari Habib Lutfi Yahya Pekalongan, Sunan Bonang merupakan Sulthonul Auliya fii tanah Jawa atau rajanya wali di bumi Jawa.

Bahkan, satu riwayat lainnya yang disampaikan Habib Lutfi, siapapun yang berziarah di Jawa, namun tidak ke makam Sunan Bonang, itu seolah-olah masuk ke Madinah, namun tidak berkunjung ke makam Rasulullah SAW.

“Sunan Bonang semasa hidupnya, memiliki tugas penting selain sebagai tokoh sentral para wali, juga hakim, ahli fiqih juga penasehat dari Kasultanan Demak Bintoro kala itu Raden Patah,” terang Ilham.

Selain itu, Sunan Bonang juga salah satu pendiri dari Masjid Agung Demak, yang ditandai dengan salah satu tiang soko masjid peninggalan dari Sunan Bonang.

Lokasi Makam Sunan Bonang

Lokasi makam asli Sunan Bonang masih menjadi perdebatan. Dilansir dari NU online berdasarkan sejarah yang ada, pusara atau makam Sunan Bonang berada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Oleh karena keberadaan pusara tersebut di Desa Bonang, maka disematkanlah gelar Sunan Bonang.

Ada pula yang mengklaim bahwa makam Sunan Bonang berada di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Dan yang terakhir, lokasi pusarannya berada di belakang Masjid Agung Tuban, letaknya di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

sunan bonang tugu jatim
Makam Sunan Bonang yang berada di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban. Foto: Rochim/Tugu Jatim

Beberapa cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, bahkan makam dari waliyullah ada di empat lokasi berbeda. Dari tiga sebelumnya ditambahkan di Pulau Madura, yang semunya mengklaim bahwa di wilayah mereka merupakan makam asli dari Sunan Bonang.

Konon Sunan Bonang wafat di Lasem, Rembang, Jawa Tengah saat proses dakwah islam. Usai wafat, Sunan Bonang dimakamkan di sana. Namun, ada sebagian muridnya menginginkan jasad Sunan Bonang dimakamkan di Bawaean maupun Madura. Beberapa kelompok itu disebut mencuri jasad Sunan Bonang dengan menaikannya ke dalam kapal.

Namun pada saat melintasi laut utara Tuban, kapal seakan tidak mau melaju dan terkesan berputar-putar di wilayah Tuban. Salah satu muridnya bermimpi bertemu sang wali dan meminta dimakamkan di Tuban. Sebagian cerita lainnya tetap berlanjut disemayamkan di Bawean ada juga menyebutkan di Pulau Madura.

Sampai sekarang, kebenaran tentang tempat makam Sunan Bonang masih tidak jelas. Masing-masing daerah saling mengklaim bahwa di tempatnyalah makam Sunan Bonang berada.