TUBAN, Tugujatim.id – Peternak Kabupaten Tuban mulai membatasi hewan ternaknya untuk berinteraksi dengan pihak luar. Hal tersebut untuk menjaga kesehatan ternaknya dari virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini sudah menyebar secara luas di Bumi Wali.
“Ngapunten sementara ini kandang tak isolasi dulu,” ujar Rudi Hermawan, salah satu peternak sapi yang ada di Kecamatan Palang saat ditemui.
Rudi sapaan akrabnya menuturkan, pembatasan ini sebagai langkah antisipasinya. Memang mediator penyakit yang disebabkan oleh virus ini banyak, termasuk manusia ataupun benda lainnya.
Mantan aktifis PMII ini menambahkan bahwa semenjak virus ini ramai dan berujung penutupan pasar hewan. Peternak sedikit kesulitan untuk lalu lalang bisnis ini.
Terlebih menjelang Idul Adha tahun ini, ada yang sudah minat ingin membeli hewan ternaknya. Namun tidak bisa mengirimkan.
“Sebenarnya ada, tapi gak bisa kirim. Biasanya dari Surabaya, Madura dan peminat warga sekitar se-Kabupaten Tuban,” ungkapnya.
Terkait kondisi ini, pihaknya berharap ada solusi kongkrit dari pemerintah atau dinas terkait untuk secepatnya melakukan vaksinasi sapi, sehinga tidak mudah terserang penyakit PMK. Dia juga meminta ada stimulan bantuan untuk para peternak, khususnya bantuan yang sapinya terkena penyakit PMK ini.
“Kan kasihan, banyak sapi mati karena terkena penyakit PMK. Ini harus ada setidak konpensasi,” terangnya.
Sedangkan untuk pasar hewan yang tutup, dia ingin secepatnya dibuka kembali karena para peternak juga kesulitan untuk menjual hewan ternaknya.
“Kalau kami tidak bisa menjual. Tentunya akan berdampak pada keuangan. Anggaran akan membengkak, untuk perawatan kandang dan juga untuk membeli pakan anggarannya akan membengkak dari biasanya,” tandasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim