BOJONEGORO, Tugujatim.id – Tanggul ambles di bantaran Bengawan Solo Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro membuat warga khawatir. Pasalnya, ada rumah yang jaraknya hanya 3 meter dari tanggul ambles tersebut.
Amblesnya tanggul di Desa Kanor sudah terjadi sejak Minggu (05/12/2021). Salah satu pemilik rumah yang berada dekat tanggul itu mengaku, setelah kejadian tersebut sudah dilakukan penimbunan menggunakan batu yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro dan Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) yang dibantu masyarakat setempat.
Namun hal yang sama justru kembali terjadi di awal bulan Januari 2022. Tanggul yang longsor sepanjang 70 meter mengalami keretakan dan ambles mencapai 130 cm.
“Ini ambles lagi, padahal sudah diuruk (ditimbun dengan bebatuan),” kata Khoirul Huda kepada Tugu Jatim.
Hal tersebut tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemilik rumah yang berada di dekat tanggul yang ambles.
“Tentu kita khawatir, soalnya ini ada rumah yang jaraknya 10 meter dari tanggul, bahkan ada yang hanya 3 meter, 1 meter juga ada,” ujar warga yang sudah menetap selama 8 tahun itu.
Sementara, Kepala Desa Kanor, Jono, menyebut penyebab amblesnya tanggul tersebut karena tanah gembur sebagai pijakan tanggul Bengawan Solo. Dia memperkirakan, tanggul akan terus ambles jika tidak dilakukan penanganan yang kuat.
“Ini diperkirakan masih longsor lagi karena tanah liat. Dihuruk sampai kapanpun ya seperti itu. Ini karena faktor alam, kalau bengawan pasang itu tanahnya tenang, kalau bengawan surut itu tanahnya (tanggul) ikut turun,” katanya.
Ia mengatakan hal ini tidak ada kaitannya dengan penambangan pasir yang ada di Bengawan Solo.
“Jarak penambangan pasir dengan longsor itu jauh,” katanya.
Untuk itu, pihaknya telah mengajukan bantuan kepada BBWS untuk merencanakan pembangunan di tempat amblesnya tanggul yang menyebabkan 7 KK terdampak.
“Harapan dari pemerintah desa kanor, BBWS segera melakukan pembangunan tanggul permanen, atau dipaku bumi. Kalau sudah di paku bumi insyaallah aman,” pungkasnya.