TRENGGALEK, Tugujatim.id – Perhatian kepada angka stunting di Trenggalek tiada henti. Pasalnya, angka stunting di daerah ini masih terbilang tinggi yaitu di angka 11,36 persen. Untuk itu beberapa progam Pemerintah diarahkan kepada penekanan angka stunting.
Demikian pemaparan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, dalam dalam acara aksi percepatan penurunan stunting pada Rabu (30/03/2022). Dalam kesmepatan ini, dia juga menjelaskan data yang berbeda antara data Kabupaten Trenggalek dengan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).
Data di Trenggalek menunjukkan angka 11,36 persen, sementara survei SSGBI mengatakan angka stunting di wilayah tersebut mencapai 18,1 persen.
Kendati demikian, Arifin bakal menekankan beberapa intervensi di tiga tingkatan untuk mengatasi kasus stunting, yakni mulai dari intervensi di tingkat lingkungan, rumah tangga, dan individu.
Penanganan tiga lapis ini sebenarnya sudah mulai diterapkan sejak beberapa tahun lalu. Namun kini, Bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu mengatakan pendekatan yang bakal dilakukan berbeda dan lebih masif.
“Untuk intervensi di sisi lingkungan, kami akan maksimalkan kembali Adipura Desa,” kata Arifin dalam acara aksi percepatan penurunan stunting.
Adipura Desa adalah program yang digagas Pemkab untuk mempertandingkan kebersihan lingkungan di tingkat desa di Kabupaten Trenggalek. Dalam lomba itu, pemerintah desa memperebutkan hadiah miliaran rupiah dalam bentuk bantuan keuangan khusus desa.
Selain itu, pihaknya juga berencana menggelar lomba penanganan stunting tingkat lingkungan. Lomba ini rencananya akan digelar di daerah-daerah zona merah kasus stunting.
“Juga perlu inovasi-inovasi lain untuk menunjang hal itu. Misalnya, dengan memanfaatkan kolam-kolam yang ada untuk diisi ikan. Kemudian ikannya nanti dipakai untuk penambahan gizi dan vitamin balita,” sambungnya.
Sementara untuk tingkat rumah tangga, Pemkab akan memperluas sasaran program Kartu Sehat yang Dibayar. Sebelumnya, program bantuan tunai itu menyasar keluarga kurang mampu yang tidak menerima bantuan sosial.
Nantinya, program itu juga akan menyasar keluarga muda yang baru menikah dan mempersiapkan diri untuk hamil.
“Harapannya bantuan itu bisa dimaksimalkan untuk asupan gizi,” ucapnya.
Terakhir, penanganan tingkat individu bakal dilaksanakan dengan pendekatan berbasis data.
“Nanti semua tim (penanganan stunting) harus punya data, khususnya data soal anak di bawah 2 tahun yang stunting,” ucap Arifin.
Dengan rencana aksi itu, Pemkab Trenggalek menargetkan angka stunting hingga akhir tahun bisa turun signifikan.
“Harapannya kalau berdasarkan hasil timbang pribadi bisa satu digit atau di bawah 10 persen. Sementara angka berdasarkan SSGBI bisa di bawah rata-rata nasional 14 persen,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim