BLITAR, Tugujatim.id – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) kembali melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Tim PKM Unikama ini membantu petani porang dalam pemanfaatan limbah urine kelinci di Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, hingga mengolah bahan pangan tersebut agar bernilai jual tinggi.
Hasil budi daya porang di Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, ini memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomis. Sebab, tanaman porang dapat diolah sebagai bahan baku industri, pangan, dan kimia yang sangat bernilai ekonomis.
Untuk kandungan nutrisi yang ada dalam porang sangat diminati pasar nasional hingga pasar internasional, terutama tepung porang. Sayangnya, masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi petani porang dalam meningkatkan produksinya. Karena itu, Tim PKM Unikama mendorong pemerintah daerah bisa melihat potensi tersebut.
Ketua Tim Pengabdian Ari Brihandhono SPt MPd menyebutkan, tim ini melakukan pemetaan kawasan potensial petani porang. Dia juga menjelaskan, tim juga membantu penanaman porang. Selain itu, mendampingi secara virtual untuk budi daya dan pengolahan komoditas tersebut. Jadi, masyarakat bisa melakukan budi daya porang di lahannya masing-masing.
“Janganlah porang ini dijual umbinya saja. Kami tekankan agar menjadi makanan olahan,” ujarnya.
Dia melanjutkan, masalah yang ada pada petani porang yaitu penyelesaian permasalahan terkait belum banyak mengetahui potensi ekonomi tanaman porang, menjaga kualitas tanaman dan tanah, serta mengurangi biaya pupuk kimia. Selain itu, penyelesaian permasalahan terkait pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik, penyelesaian permasalahan soal penambahan jenis usaha untuk menambah penghasilan petani, dan penyelesaian permasalahan pemasaran porang secara online.
Untuk solusi yang digunakan untuk memecahkan lima masalah tersebut yaitu pengolahan umbi porang menjadi tepung porang, penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan agar masyarakat berperan serta dalam menjaga lingkungan hidup, pengolahan urine kelinci sebagai pupuk cair organik, penyelesaian permasalahan penambahan jenis usaha untuk menambah penghasilan petani, dan pembuatan toko online untuk pemasaran tepung porang secara online.
“Menurut Tri Ida Wahyu Kustyorini SPtMP selaku anggota pengabdian kami akan support dan buat prioritas. Meski saat ini kami sedang fokus kepada porang dulu. Selain itu, kami juga menyiapkan bagaimana penanganan solusi yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut,” ujarnya.
Dia menjelaskan, mata pencaharian masyarakat Desa Boro sebagian adalah petani. Kebanyakan adalah petani padi dan palawija, tapi beberapa tahun belakangan ini mulai ada petani yang mencoba menanam tanaman porang.
Untuk diketahui, tanaman porang merupakan sejenis umbi-umbian yang banyak tumbuh liar di Indonesia, umumnya tumbuh di lereng-lereng, tegalan, hutan, bahkan di bantaran sungai. Tanaman ini belum banyak dibudidayakan masyarakat secara luas. Manfaat dari tanaman porang terletak pada umbinya yaitu memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi. Kandungan lain selain karbohidrat pada umbi porang adalah kandungan lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan.
Kandungan karbohidrat pada porang memiliki beberapa komponen penting sepert pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Glukoman banyak dimanfaatkan industri bidang pangan, farmasi, dan kimia. Untuk olahan pangan dapat dibuat seperti shirataki (berbentuk mie), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Pada industri farmasi digunakan sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet. Pada industri kimia dapat digunakan sebagai bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.
Nah, potensi yang dimiliki umbi porang sangatlah banyak. Tidak heran jika umbi porang saat ini dibutuhkan banyak industri dalam negeri, bahkan luar negeri. Saat ini harga jual porang berkisar Rp6.500-7.000/kg. Kondisi tersebut menunjukkan budi daya porang memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Apalagi saat ini produk berupa tepung porang sangat diminati pasar luar negeri.
Porang adalah jenis tanaman umbi-umbian yang banyak dicari. Porang yang telah diolah menjadi tepung dapat dipakai sebagai bahan baku pangan, obat, dan kosmetik.
“Menurut Fahmi Arif Zakaria SH MHum MPd, anggota pengabdian, kalau hanya dijual berbentuk chip menguntungkan pembeli karena kandungan oksalatnya tinggi. Kalau dijadikan tepung, limbahnya itu berupa oksalat yang jika dijual bisa jutaan harganya,” jelasnya.
Untuk bisa meningkatkan nilai jual porang, pengolahan tepung harus secara berkualitas. Karena itu, tim membantu untuk menghasilkan tepung porang layak konsumsi untuk dunia industri.
Pengolahan porang bisa melalui proses fisika, kimia, maupun biologi. Semuanya memiliki hasil yang berbeda tergantung kebutuhan untuk dipasarkan.
Pada musim pandemi saat ini, kegiatan secara luring menjadi terbatas. Semua beralih pada kegiatan daring dimana memanfaatkan jaringan internet guna melakukan komunikasi dan kegiatan. Mulai dari kantor, sekolah, perbankan, kantor pemerintahan, industri, maupun tempat usaha. Semua yang ingin diketahui saat ini dengan mudah dapat diperoleh secara daring. Begitu juga dengan kegiatan usaha yang didominasi promosi secara online.
Banyak marketplace di Indonesia yang siap menampung segala jenis usaha. Keuntungan dari pemasaran online adalah penjual tidak membutuhkan tempat atau toko permanen untuk berdagang, komunikasi dengan pembeli dapat lebih intensif, dan penjualan tidak hanya terbatas di wilayah sekitar penjual. Tapi, sampai di luar pulau bahkan dapat menjangkau pembeli dari luar negeri.
Penggunaan internet marketing pada UMKM Puree Mangga dapat meningkatkan pendapatan pemilik usaha. Sayangnya, tidak semua orang memiliki keterampilan dalam membuat toko online dan memajang apa yang akan dijual dalam toko. Strategi pemasaran online menggunakan marketplace akan diajarkan kepada petani dan masyarakat untuk meningkatkan pemasaran hasil budi daya porang. (*)