SURABAYA, Tugujatim.id – Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini mengomentasi soal naturalisasi dan pembentukan Liga Putri. Belakangan, Timnas Indonesia Putri mulai bangkit dan menorehkan prestasinya. Terakhir, saat laga uji coba, Claudia Schuneman dan kawan-kawan berhasil membantai Bahrain dengan skor 3-2.
“Sekarang sudah mulai tercium kualitas sepak bola putri,” kata Coach Fakhri.
Meski begitu, dia menyangkan jika potensi pemain sepak bola putri yang kini berada dalam naungan ASBWI atau Asosiasi Sepak Bola Wanita tersebut tidak segera membentuk kompetisi Liga.
“Liga tidak berjalan bagaimana bisa memilih pemain yang berkualitas untuk menjadi skuad yang bagus,” ujarnya.
Menurutnya, pembentukan pemain yang berkualitas juga sebaiknya dimulai dari kompetisi di lini bawah seperti Elite Pro Akademi atau Piala Pertiwi.
Dari situ, federasi bisa melakukan scotting untuk menyeleksi pemain Timnas Putri yang berhak masuk ke skuad Garuda Pertiwi.
“Kalau nggak ada pembinaan, ya kita cari aja pemain-pemain perempuan yang ada di belahan dunia ini,” ungkap mantan pemain Timnas Indonesia tersebut.
Pelatih yang kini menjabat sebagai Direktur Akademi Deltras Sidoarjo ini meminta agar federasi tidak menganaktirikan potensi Timnas Putri. Sebab, keduanya sama-sama melakoni pertandingan 2×45 menit dengan komposisi 11 pemain.
“Kalau mereka bisa, harusnya senior juga bisa jadi jangan terlalu dianggap remeh apa yang sudah dicapai,” jelasnya.
Selain soal kompetisi Liga, belakangan juga ramai soal wacana naturalisasi sebagai amunisi memperkuat Timnas Putri. Fakhri tak sepakay akan hal ini.
“Padahal ada pesan penting, seperti saya dan beberapa teman yang memulai karirnya melatih anak SSB (Sekolah Sepak Bola) dan akademi, mereka merasakan betul bagaimana perjuangan anak-anak ini berangkat latihan,” katanya.
Fakhri menganggap jika naturalisasi pemain untuk Timnas Putri akan menyurutkan peluang pemain lokal yang memiliki potensi besar untuk membela Indonesia di kancah sepak bola internasional.
“Tiba-tiba dengan kehadiran naturalisasi seolah nasib masa depan Indonesia digantungkan pemain naturalisasi. Ini yang menjadi pertanyaan buat kami rasa prihatin ketika seolah jalan peluang untuk sepakbola itu adalah pemain naturalisasi,” pungkas mantan pemain Persela Lamongan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko