MALANG, Tugujatim.id – Tugu Media Group bersama PT Paragon Technology and Innovation kembali menggelar pelatihan jurnalistik bertajuk Tugu Media Group Goes To Campus 2021, Kamis (25/3/2021). Kali ini, pelatihan yang digelar virtual melalui Zoom Meeting tersebut diikuti antusias oleh kurang lebih 500 mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM).
Kegiatan tersebut membahas mulai dasar-dasar jurnalistik seperti teknik wawancara, teknik menulis berita, kode etik, fotografi, hingga praktik bersama membuat akun di portal media Tugu Jatim untuk melakukan unggah karya atau tulisan.
Tak hanya itu, acara Tugu Media Group Goes To Campus 2021 ini juga diisi tentang Innovation Culture in Paragon yang menjelaskan terkait dengan kebermanfaatan Paragon yang hadir di tengah masyarakat.
Sebagai informasi acara Tugu Media Group Goes To Campus terselenggara berkat kerja sama antara Tugu Media Group (Tugumalang.id dan Tugujatim.id) bersama PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan kosmetik yang membawahi sejumlah brand, seperti Wardah, Emina, Make Over, Putri, dan Kahf.
Untuk diketahui, PT Paragon Technology and Innovation sebenarnya tak hanya bergerak di bidang kecantikan, tetapi juga terhadap perkembangan teknologi dan juga berkontribusi di bidang pendidikan.
Pada kegiatan kali ini dibuka oleh Ketua LP2M UM Prof Prof. Dr. Markus Diantoro mengatakan bahwa pelatihan jurnalistik sangat penting untuk dilakukan. Dia menyebutkan banyak peristiwa untuk diberitakan banyak cara untuk penyajian tulisan dalam berbagai bentuk.
“Hari ini kita akan menjadi bagian sejarah dalam hidup kita sendiri dan kehidupan bangsa sebagian massa depan melalui goresan pena, dalam cerita kehidupan kita selamat berinovasi melalui tulisan, selamat menjalani pelatihan bersama jurnalistik Tugu Media dan Paragon terus berkarya dan berdedikasi,” ucapnya.
Selanjutnya, materi terkait dengan teknik wawancara yang disampaikan langsung oleh M Ulul Azmi jurnalis Tugu Media Group dalam pemaparan materi mengatakan bahwa tugas utama wartawan yaitu wawancara dan mencari data. Wawancara sebagai pengumpulan data atau informasi dari narasumber.
“Jadi, tujuan dari wawancara mengonfirmasi perisiwa, melengkapi data yang kurang detail, agar narasumber utama berbicara dengan mengungkapkan fakta,” jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa dalam teknik wawancara harus sesuai dengan kode etik jurnalistik. Adapun tahapan persiapan wawancara yaitu harus menentukan topik atau masalah, memahami masalah yang ingin ditanyakan, menyiapkan pertanyaan dan menentukan narasumber.
Selain itu, pada materi selanjutnya Sujatmiko, Redaktur Tugu Media Grup menjelaskan terkait dengan teknik penulisan dan Kode Etik Jurnalistik menyampaikan bahwa kebebasan pers terjamin dalam Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999.
“Kebebasan pers bukanlah kebebasan yang mutlak tetapi kebebasan yang disertai dengan tanggung jawab sosial, tanggung jawab sosial artinya setiap kebebasan pers harus menghormati hak asasi setiap orang dan harus bertanggung jawab kepada publik,” terangnya.
Dia menyebutkan bahwa dalam etika profesi sebagai suatu sikap yang bertujuan untuk dapay memberikan suatu pelayanan yang bersifat profesional terhadap masyarakat.
“Oleh sebab itu, harus tetap menjaga etika perlu adanya keahlian dalam hal ini, how to be journalist,” terangnya.
Sementara itu, Azka Subhan menambahkah bahwa sebelum berkarir di Bank Indonesia pernah menjadi seorang jurnalis. Bahkan hingga saat ini masih aktif menulis di beberapa media seperti opini dan esai.
Tak hanya itu, Azka pernah mendirikan sebuah media yaitu majalah kampus dengan nama agriga, oleh sebab itu dia akan membagikan pengalaman di dunia jurnalistik. Azka mengatakan bahwa menulis menjadi hobbi sejak kecil mulai dari menulis cerpen.
“Pengalaman pertama menulis saya dengan judul ‘Knalpot Vespa yang Copot’ saya tulis dan ini karya pertama jurnalistik saya di koran suara merdeka dengan honor 5 ribu,” terangnya.
Selama menjadi mahasiswa Azka juga mendirikan Tabloid Sketsa yang hingga saat ini masih ada. Kurang lebih 33 tahun media kampus masih eksis hingga sekarang.
“Selama kurang lebih satu tahun ini saya banyak membuat tulisan yang terbit di kompasiana ada puisi, cerita pendek. Saya sekarang ini punya ruang tapi nggak punya waktu,”ujarnya. Dia juga pernah memenangkan lomba karya jurnalistik dengan tema UMKM.
Selanjutnya Dani Kristian, fotografer Tugu Media Group menjelaskan terkait dengan peran fungsi fotografi di antaranya foto komersil, editorial, dokumentasi, dan seni.
“Jadi, kalau foto komersil itu yang memiliki sebuah produk untuk dijual, editorial itu foto meliputi kejadian, features dengan karya jurnalistik, dokumentasi biasanya dilakukan oleh kampus, instansi pemerintahan, menjelaskan kegiatan atau individu. Sedangkan foto seni biasanya berupa festival atau pameran,” ujarnya.
Selain itu Dani juga menjelaskan terkait dengan teknik memotret dan cara menggunggah karya di portal. (rza/gg)