MALANG, Tugujatim.id – Masa depan keberlangsungan operasional tempat wisata di Kabupaten Malang masih abu-abu. Kini, sektor pariwisata harus bersabar menunggu keajaiban terbitnya izin operasional tempat wisata.
Sejak PPKM Darurat hingga saat ini, seluruh tempat wisata di Kabupaten Malang telah ditutup. Kebijakan yang digadang-gadang bisa menekan angka penyebaran Covid-19 ini nyatanya tak terbukti ampuh di Kabupaten Malang.
Kasus harian penyebaran Covid-19 di Kabupaten Malang kini justru terus bertambah. Sebulan lebih PPKM diberlakukan, namun Kabupaten Malang tak beranjak keluar dari zona merah.
Pemerintah Kabupaten Malang kini juga tengah menggenjot pemulihan ekonomi akibat pandemi. Bahkan dana sebesar Rp 362 miliar telah disiapkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kabupaten Malang di 2021 ini.
“Support PEN ini cukup besar, kita ambilkan 25 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang nilainya Rp 362 miliar. Ini dari hasil refokusing kemarin,” ujar Wahyu Hidayat, Sekda Kabupaten Malang.
Sektor Pariwisata Diakui Paling Terdampak PPKM
Disebutkan, sejauh ini upaya pemulihan ekonomi beberapa sektor di Kabupaten Malang telah berjalan dengan baik meski dalam pembatasan pembatasan penanganan pandemi yang ada. Namun diakui, saat ini sektor pariwisata paling terdampak dalam PPKM Level 4.
“Sektor pertanian tak ada hambatan, peternakan berjalan lancar, hanya sektor pariwisata yang terdampak. Mudah-mudahan PPKM segera berakhir sehingga kita bisa segera memulihkan perekonomian sektor pariwisata,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara menyampaikan bahwa memang hingga saat ini semua tempat wisata di Kabupaten Malang belum diizinkan beroperasi.
“Instruksinya jelas, saat ini masih keadaan PPKM dan masih ditutup. Kita sudah komunikasikan dengan para camat diwilayah masing masing,” ucapnya.
Dia juga mengakui bahwa saat ini sudah banyak pelaku usaha pariwisata yang mengeluhkan kondisi yang ada. Dimana, banyak yang tak mendapat pemasukan usai tempat wisata ditutup.
“Memang banyak yang sambat, tapi bagaimana lagi. Kondisinya seperti ini. Mau gak mau, kita harus melakukannya. Kalau ditanya ingin buka, pasti semua juga berharap dibuka,” ujarnya.