MALANG, Tugujatim.id – Sebanyak 34 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dikirim ke desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Para mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) itu diharapkan dapat membantu memulihkan ekonomi warga.
Pemberangkatan kali ini merupakan gelombang II dan para mahasiswa akan disebar di 6 desa terdampak, di antaranya Desa Sidomulyo, Desa Pronojiwo, Desa Oro-Oro Ombo, Desa Tamanayu, Desa Sumberurip dan Desa Supiturang. Sebanyak 9 dosen mendampingi para mahasiswa yang telah diberangkatkan pada Rabu (11/5/2022).
Prof Dr Nuhfil Hanani AR MS, Rektor Universitas Brawijaya (UB) mengatakan bahwa program MBKM ini sekaligus menjadi kegiatan bakti sosial membantu masyarakat yang terdampak bencana.
”Jadi di sana mereka membina masyarakat untuk pulih dari bencana itu. Untuk gelombang II ini lebih tentang pemulihan perekonomian,” kata Nuhfil.
Sementara Dr Sujarwo MP, Ketua Panitia Program MBKM Semeru, yakin bahwa program ini bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat. Dalam program ini membawa misi mengenalkan manfaat kurikulum merdeka belajar.
Adapun pada gelombang I, para mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian dan recovery disaster, generate benefit, profiling potensi desa di Kecamatan Pronojiwo. Jadi MBKM Semeru gelombang II ini melanjutkan kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut.
“Kemampuan adaptasi dilatih di sini, mahasiswa belajar kehidupan dan mengembangkan kapasitas diri dimanapun berada,” ujar WD I Fakultas Pertanian itu.
Atas kegiatan ini, Camat Pronojiwo, Hindam Adri berharap mahasiswa MBKM Semeru gelombang II ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Apalagi, program dalam gelombang I juga perlu diteruskan.
“Ada beberapa program yang harus sinergi dan kebetulan yang kemarin belum tuntas seperti pengembangan perekonomian di Sidomulyo,” kata Hindam.
Ia berharap sinergitas ini nantinya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai dari pemutakhiran data hingga penguatan kegiatan sosial dan ekonomi.
Peserta MBKM Semeru akan menjalankan tugas di Kecamatan Pronojiwo selama 700-800 jam atau selama 3 bulan mulai 11 Mei 2022 untuk mendapat pengakuan setara 20 SKS.
Anaja Apta mahasiswa peserta asal FIA mengaku baru pertama kali mengikuti program seperti ini. Ia memilih program economy recovery bagi masyarakat Pronojiwo dan ingin mendapat pengalaman dan bisa praktek di masyarakat.
Mahasiswa lainnya, Hidayatul Kurnia peserta asal FP merasa penasaran dengan program ini. Ia tertarik melanjutkan program pemetaan yang dikembangkan peserta gelombang I.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim