MOJOKERTO, Tugujatim.id – Merk atau nama usaha biasanya dipilih untuk menarik perhatian calon konsumen. Biasanya merk atau nama usaha dipilih dari akronim atau nama yang nyeleneh. Namun, pasangan suami istri (pasutri) asal Mojokerto, Jawa Timur, ini memilih jalan lain.
KnD Project, akronim dari Kerja dan Doa dipilih Fery Prasetya (40) dan istrinya, Umi Safitri (29). Pasutri asal Kemasan Gang 2, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, itu merintis usaha tas anyaman plastik. Pelan namun pasti, usaha mereka mampu meraup omset bulanan antara Rp10-15 juta.
Usaha tas anyaman plastik bermula saat mulai gencarnya pemerintah yang berusaha mengendalikan sampah plastik. Dari situ, Fery melihat ada potensi untuk memanfaatkan limbah plastik.
“Ide awalnya kita melihat potensi kebutuhan tas seperti ini setelah ada program pemerintah mengendalikan sampah plastik. Itung-itung ikut bersinergi dengan tas anyaman plastik ramah lingkungan,” kata Fery, pada Jumat (3/2/2023).
Fery menambahkan bahwa kelebihan dari memakai tas anyaman plastik adalah bisa dipakai dalam waktu yang lama. Apalagi, bahan baku plastik yang digunakan tebal dan kuat. Dimensi tas plastik tersebut juga cukup besar sehingga pas digunakan untuk belanja. “Daripada menggunakan banyak kantong plastik, mending pake ini saja, lebih efisien lho,” imbuhnya.
Umi mengatakan bahwa tas ramah lingkungan adalah upaya untuk menepis anggapan jadul tas anyaman plastik. Banyak anggapan muncul bahwa tas yang ia buat hanya digunakan untuk berbelanja ke pasar. Nampak memalukan jika dipakai belanja ke minimarket. “Harusnya sama saja ya. Tidak perlu malu pakai tas ini buat belanja ke minimarket,” ucapnya.
“Tas ayaman plastik ini sekarang sedang naik daun, sudah tidak jadul. Dipakai belanja ke supermarket juga oke. Bahkan biasa juga dipesan untuk souvenir pernikahan,” ujarnya.
Tas anyaman plastik hasil produksi KnD Project dibuat dengan ketelitian. Anyaman plastiknya rapi dan dibuat berwarna-warni. Meski dibikin dari bahan plastik, tas tersebut tidak mudah kotor. Andai kotor, tas itu cukup dibersihkan menggunakan lap kain basah.
Untuk pemasaran, pasutri itu menjual tas anyaman plastik secara daring (online) melalui media sosial. Belakangan, mereka memperluas pemasaran melalui TikTok dan sudah mulai ramai menerima pesanan dari aplikasi tersebut.
Tas anyaman plastik mendapat banyak pesanan saat musim hajatan atau pernikahan, puasa, dan juga lebaran. Order pesanan datang dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Tulungagung, Sidoarjo, dan Surabaya. Bahkan, pesanan juga datang dari luar pulau.
“Paling jauh kita kirim ke Kalimantan sama Sulawesi. Terakhir kemarin kita kirim ke Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur,” ujarnya bangga.
Selain menawarkan kualitas, harga jual tas produksi KnD Project juga terjangkau. Harga jual tas ditentukan berdasar ukuran, tingkat kesulitan, dan kualitas bahan baku. Tas yang sudah jadi dibagi dua kategori, biasa dan premium.
Tas anyaman plastik kelas premium dipatok mulai harga Rp13-20 ribu. Ukurannya bervariasi dari ukuran kecil hingga ukuran paling besar. KnD Project juga menerima pesanan tas sesuai permintaan, misalnya ingin menambah hiasan dan warna. Tentunya harga yang dipatok juga menyesuaikan.
“Bisa minta tambah hiasan seperti pita misalnya. Ada juga yang minta tambahan stiker berbagai motif, bisa koordinasi dulu,” pungkas Umi.