MOJOKERTO, Tugujatim.id – Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan Kepala Desa (Kades) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto untuk mendiskusikan potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh desa-desa di sekitar kampus. FGD sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama antara universitas, pemerintah desa, dan lembaga terkait dalam mengoptimalkan pengembangan wilayah pedesaan.
FGD ini dihadiri oleh sepuluh puluh Kepala Desa dari enam kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto, serta perwakilan dari BPS Kabupaten Mojokerto. Diskusi dimoderatori oleh Tim Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Unim Mojokerto.
Rektor Unim Mojokerto, DR. H. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si dalam pembukannya menyampaikan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan lembaga terkait dalam mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh desa-desa di Indonesia terutama di wilayah Kabupaten Mojokerto.
![Unim Mojokerto Gelar FGD Bersama Kepala Desa dan BPS Bahas Potensi dan Permasalahan Desa 2 Unim Mojokerto 1](https://tugujatim.id/wp-content/uploads/2024/06/unim_fgd_1-1-scaled.jpg)
“Universitas Islam Majapahit berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menghasilkan gagasan dan solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa dan bersifat berkelanjutan, ketika desa sasaran sudah mampu mandiri, harapan selanjutnya bisa menularkan ke pemerintah desa lainnya,” ujar DR. H. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si, Kamis (06/06).
BPS Kabupaten Mojokerto melalui perwakilannya menyatakan, bahwa saat ini dibutuhkan data guna mendukung pembangunan desa, sehingga muncul istilah desa cantik, desa sadar statistik dan lain-lain.
Salah satu potensi desa yang diidentifikasi adalah sektor pertanian. Desa-desa di seluruh Indonesia menghadapi tantangan serius terkait pertanian, terutama terkait pemenuhan kebutuhan pupuk dan penanganan limbah pertanian.
Banyaknya desa yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pupuk subsidi dan pupuk organik menyebabkan penurunan produktivitas pertanian. Di sisi lain, masalah penanganan limbah pertanian menjadi perhatian utama, dengan kurangnya infrastruktur yang memadai untuk pengolahan limbah, mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kerugian ekonomi bagi petani.
Para petani dan pemerintah desa mendesak pemerintah pusat untuk memberikan solusi yang efektif terhadap permasalahan ini, termasuk penyediaan pupuk yang cukup dan bantuan dalam pengelolaan limbah pertanian.
Selain itu, peserta juga membahas potensi sektor pariwisata desa yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Desa-desa di sekitar Unim Mojokerto memiliki keindahan alam dan kearifan lokal yang unik, namun belum tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat luas.
Berkaitan dengan hal tersebut, DR. H. Rachman Sidharta Arisandi, S.IP., M.Si menyampaikan bahwa tidak semua desa harus menjadi desa wisata, karena nanti akan cepat bosan, kalau tidak ada inovasi inovasi yang dilakukan secara terus menerus.
Permasalahan lain yang banyak dihadapi desa yaitu tentang pengelolaan dan pengolahan sampah di level desa. Banyak desa yang minim infrastruktur pengelolaan sampah di tingkat desa, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah dengan benar. Sampah yang berserakan di sekitar desa tidak hanya menciptakan pemandangan yang tidak indah tetapi juga meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat.
![Unim Mojokerto Gelar FGD Bersama Kepala Desa dan BPS Bahas Potensi dan Permasalahan Desa 3 Unim](https://tugujatim.id/wp-content/uploads/2024/06/unim_fgd_2-scaled.jpg)
Pemerintah desa bersama-sama dengan Unim Mojokerto berupaya mengatasi masalah ini dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah dan pengelolaan yang ramah lingkungan. Langkah-langkah konkret seperti pemberian edukasi kepada masyarakat, pembangunan tempat pembuangan sampah yang terkelola dengan baik, dan pelaksanaan program daur ulang menjadi fokus utama dalam upaya menangani masalah sampah di tingkat desa.
Kegiatan FGD ini diakhiri dengan kesepakatan untuk membentuk kelompok kerja bersama antara Unim Mojokerto, pemerintah desa dan BPS untuk mengimplementasikan gagasan dan solusi yang telah dibahas dalam diskusi. Salah satunya solusi dengan adanya kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) yang dilakukan oleh Universitas Islam Majapahit pada bulan juli hingga agustus 2024. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi pembangunan pedesaan dan kesejahteraan masyarakat desa di sekitar Kampus Unim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis: Eko Sutrisno, M.T,
Dosen Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto