SURABAYA, Tugujatim.id – Pemprov Jatim dan Forkopimda menjalankan vaksinasi massal di Gedung Negara Grahadi, Kamis (14/01/2021), pukul 10.00 WIB. Vaksinasi itu disuntikkan pertama kali pada 22 pejabat di kabupaten/kota atau provinsi di Jawa Timur. Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Timur (IDI Jatim), Dr. dr. Sutrisno, Sp.OG (K), menyatakan bahwa teknologi manusia kontemporer mampu mengakselerasi vaksin 10 kali lebih cepat dari perhitungan normal.
“Ilmu pengetahuan, kepandaian, semangat dan teknologi manusia zaman sekarang bisa mengakselerasi vaksin 10 kali lebih cepat. Bagi dunia medis, hal ini luar biasa. Banyak platform vaksin, yang kita pakai ‘vaksin Sinovac’. Vaksin itu virus yang dilemahkan, Sinovac sudah berpuluh tahun menjadi platform yang dipakai untuk vaksin lain, berpengalaman panjang,” jelas dr. Sutrisno pada pewarta Tugu Jatim di Grahadi Surabaya, Kamis (14/01/2021), pukul 10.30 WIB.
Ketua IDI Jatim juga menyampaikan bahwa sejarah pandemi sudah ada sejak ratusan tahun menemani manusia selama hidup. Virus banyak beradaptasi, contohnya flu spanyol yang menewaskan ratusan juta orang. Sekarang COVID-19, sudah hampir 90 juta yang sakit dan 2 juta meninggal. Indonesia sudah cukup banyak yang meninggal.
“Kalau penyebabnya itu bakteri, obatnya ialah antibiotik. Kalau virus, yang paling tepat adalah vaksin. Dalam tempo 1 tahun badan-badan dunia bisa membuat vaksin, padahal normalnya 5-10 tahun,” ucap dr. Sutrisno sembari menampilkan wajah yang kaget atas pencapaian medis tersebut.
IDI Jatim berkeyakinan bahwa vaksin Sinovac ini aman. Maka, dr. Sutrisno meminta seluruh masyarakat Jawa Timur untuk kompak dalam vaksinasi, jangan takut. Menurutnya vaksin adalah harapan baru, namun bukan berarti menyelesaikan semua masalah, tetap terapkan 3M setelah selesai menjalani vaksinasi COVID-19.
“Hanya kita sendiri yang bisa menjaga kelangsungan hidup anak cucu kita. Inshaa allah ini memelihara kelangsungan hidup dan keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia, baik sekarang atau masa depan, untuk kehidupan yang akan datang,” lanjut Ketua IDI Jatim pada Tugu Jatim di agenda vaksinasi, Kamis (14/01/2021).
Dr. Sutrisno meminta masyarakat untukl membaca jurnal yang berkualitas. Informasi resmi dari WHO, Pemda, Kemenkes dan lembaga resmi negara, sementara tidak perlu mempedulikan sumber-sumber lain agar tidak terjadi salah paham dan ketakutan dalam vaksinasi yang aman dan halal.
“Baca jurnal-jurnal penelitian yang bonafide. Apa itu contohnya? Seperti jurnal dari WHO, Pemda, Kemenkes dan lembaga resmi lainnya,” pungkas Ketua IDI Jatim pada pewarta di Surabaya dalam agenda vaksinasi 22 orang dari pejabat, agamawan, akademisi dan berbagai bagian dari Forkopimda. (Rangga Aji/gg)