PASURUAN, Tugujatim.id – Wabah Lumpy Skin Disease (LSD) makin merebak di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Cepatnya penyebaran virus yang dikenal sebagai penyakit lato-lato ini meresahkan para peternak.
Ketua Paguyuban Peternak dan Pedagang Daging Sapi Pasuruan Raya, Muhammad Habibi mengatakan bahwa para peternak sapi sudah banyak yang rugi sejak munculnya wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
Belum lama PMK mereda, peternak kembali diuji dengan munculnya wabah penyakit LSD. Akibatnya, banyak peternak yang mengurangi jumlah sapi ternaknya.
“Regenerasi sapinya jadi terhambat. Di pasaran jumlah sapinya berkurang sampai 40 persen,” ujar Habibi, pada Kamis (15/6/2023).
Habibi juga mengeluhkan lambatnya penyaluran vaksin kepada para peternak. Menurutnya, terbatasnya jumlah petugas kesehatan hewan (keswan) di lapangan jadi penyebabnya.
Berdasarkan data, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan menyediakan 61.300 vaksin LSD sejak Oktober 2022 lalu. Hingga per 12 Juni 2023 kemarin, baru 29.109 dosis vaksin yang disuntikkan kepada ternak sapi.
“Petugas medis hewannya memang sangat sedikit, satu kecamatan biasanya cuma satu orang,” ungkapnya.
Sementara, anggota paguyuban ternak di Kabupaten Pasuruan ada sebanyak 864 orang. Di mana 344 orang merupakan peternak dan sisanya pedagang daging.
Dia mengakui bahwa masih banyak peternak yang menolak sapinya di vaksin juga jadi kendala tersendiri. “Terus terang peternak resah. Tapi banyak memang yang ogah divaksin sapinya. Alasannya beragam. Tapi kami terus koordinasi supaya dinas lakukan sosialisasi,” imbuhnya.
Sebelumnya, jumlah kasus LSD di Kabupaten Pasuruan meningkat hingga mencapai 193 ekor per 10 Juni 2023 lalu. Ratusan sapi positif penyakit lato-lato ini tersebar di 14 kecamatan. 32 sapi sudah dinyatakan sembuh dan satu sapi mati akibat LSD.