MALANG, Tugujatim.id – Kamu bingung dengan istilah autisme dan ADHD? Yuk simak penjelasan soal perbedaan anak yang mengalami autisme dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)!
Para orang tua wajib mengetahui perbedaan anak yang mengidap autisme dan ADHD. Sebab, mereka memerlukan kasih sayang, perhatian, dan dukungan ekstra dari kedua orang tuanya dalam perkembangan kehidupan sehari-harinya.
Orang tua juga harus tahu sedini mungkin anaknya mengidap autisme dan ADHD. Sebab, keduanya memerlukan pemahaman serta treatment yang tepat.
Baca Juga: Ulama Tuban Kumpul di Pondok Pesantren Sunan Bejagung Beri Dukungan H. Riyadi dan Gus Wafi
Untuk mengidentifikasinya, kamu perlu mengobservasi perilaku dan interaksi anak dalam kesehariannya. Sebab, gangguan anak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya jadi gejala dari autisme.
Identifikasi anak ADHD, perilaku cenderung seperti anak pada umumnya, tidak ada gangguan interaksi maupun komunikasi. Bedanya, perilaku mereka cenderung terlalu aktif dan tidak bisa diam. Artinya, anak akan berperilaku hiperaktif dan suka lari-lari sebagai gejalanya.
Memang ada perbedaan gejala awal anak yang mengalami autisme dan ADHD. Meski sering kali masyarakat kedua gejala tersebut sama yakni anak mengalami autisme.
Untuk diketahui, autisme itu gangguan pada syaraf-syaraf tertentu yang menyebabkan fungsi otak tidak bekerja secara normal. Hal itu kemudian berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dalam kemampuan berkomunikasi serta kemampuannya berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
Sedangkan ADHD sesuai laman resmi Kemenkes Republik Indonesia (RI) adalah istilah yang diberikan kepada anak hiperaktif. Sebab, perilaku anak yang bergerak dari satu tempat yang lain. Mereka tidak dapat duduk diam di satu tempat selama kurang lebih 5 sampai 10 menit untuk melakukan suatu kegiatan yang diberikan kepadanya.
Melansir dari laman ayosehat.kemenkes.go.id, begini cara pengobatan terhadap anak yang mengidap autisme dan ADHD.
Cara Pengobatan Autisme
1. Terapi perilaku dan komunikasi: terapi perilaku seperti Applied Behavior Analysis (ABA), digunakan untuk membantu individu dengan ASD mengembangkan keterampilan sosial, berkomunikasi, dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan;
2. Terapi bicara dan bahasa: melalui terapi ini diyakini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal pada individu dengan ASD;
3. Terapi pendukung dan terapi sensorik: terapi ini bertujuan untuk membantu individu dengan ASD dalam mengelola rangsangan sensorik dan meningkatkan keterampilan adaptasi mereka.
Cara Pengobatan ADHD
1. Terapi perilaku: pelatihan untuk anak dan orang tua dalam mengelola perilaku;
2. Medikasi: obat-obatan tertentu yang dapat membantu mengelola gejala ADHD;
3. Konseling: untuk membantu anak mengatasi kesulitan emosi atau sosial.
Jika Anda ingin mendapatkan wawasan seputar autisme serta gejala anak yang mengalami autisme dapat mengikuti acara internasional, Malang Autism Summit 2024 (MAS 24). Acara akan diselenggarakan di Gedung Malang Creative Center (MCC) pada 3-5 Oktober 2024 secara gratis dan terbuka untuk umum.
Baca Juga: Belasan Kucing Mati Massal di Kota Malang, Viral!
Dalam acara tersebut, masyarakat akan memperoleh informasi seputar menangani anak berkebutuhan dari para pakar dan juga akademisi, serta layanan konsultasi seputar anak berkebutuhan khusus, dan beberapa event lainnya.
Acara MAS 24 di support oleh Tugu Media Group yang menaungi Tugumalang.id dan Tugujatim.id. Juga didukung oleh Spekix Special Kids Expo, Drisana, Motherland, Amazing Malang, dan MCC.
Pendaftaran MAS 24 dapat diakses melalui laman berikut ini, https://malangautismsummit.com/PAYMENTGATEWAY/generalregistration.php.
Demikian informasi seputar perbedaan anak yang mengalami autisme dan ADHD serta cara pengobatannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Dwi Lindawati