KEDIRI, Tugujatim – Wali Kota Kediri, Abdulloh Abu Bakar, Selasa (9/2/2021) resmi mengeluarkan Surat Keputusan nomor 188.45/ 24/ 419.033/2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya angka kematian di Kota Tahu sebutan Kota Kediri.
Kabag Humas Pemkot Kediri, Herwin Zakiya, menerangkan bahwa hasil evaluasi Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri masih tergolong tingkat kematian yang tinggi yakni sebesar 9,87 persen. Sedangkan, batas maksimal yang diinginkan dari pemerintah pusat ialah 3 persen.
“Dari hasil evaluasi Kota Kediri masuk kategori karena tingkat kematian masih tinggi yakni sebesar 9,87 persen sedangkan seharusnya tidak boleh lebih 3 persen,” jelasnya.
Meskipun demikian, kata Herwin, dari penerapan PPKM sebelumnya Kota Kediri sudah mengalami penurunan angka kematian. Ia menjelaskan dari empat indikator yang ditetapkan pemerintah pusat, Kota Kediri hanya masuk dalam satu indikator saja yakni angka kematian tersebut.
Dia juga mengatakan, selain persentase angka kematian, indikator lainnya yang dihitung antara lain kasus aktif yang tidak boleh lebih dari 14 persen, tingkat keterisian ruang isolasi yang tidak boleh lebih dari 70 persen, dan tingkat kesembuhan harus lebih dari 82 persen.
“Dari ketiga indikator itu alhamdulillah Kota Kediri tidak masuk, yang masuk hanya tingkat kematian saja,” katanya.
Menurut Herwin, PPKM Mikro ini lebih menekankan untuk mengurangi angka kematian itu dengan cara mengedukasi masyarakat. Bagaimana caranya? Mendapatkan pertanyaan itu, Herwin menjelaskan pemerintah akan mengedukasi masyarakat melalui rukun tetangga (RT).
“Misal yang suspect tapi gak mau berobat, itu cepet saja berobat biar cepet ditangani,” imbuh Herwin.
Tak hanya itu, Herwin juga menerangkan bahwa pasien yang diketahui positif COVID-19 tidak boleh melakukan isolasi di rumah. Pemkot Kediri juga akan mengampanyekan tentang donor plasma konvalesen dari penyintas.
Di sisi lain, Herwin menegaskan bahwa PPKM Mikro ini mirip dengan penanganan COVID-19 di awal pandemi pada April 2020 lalu.
“Di Kediri sudah sempat penanganan dari RT. Kita sudah pernah di awal covid pernah melakukan itu,” pungkas Herwin. (noe/gg)