TUBAN, Tugujatim.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban telah memetakan empat poin yang bakal terjadi saat fenomena elnino pada Agustus-September 2023.
Empat poin itu adalah kebakaran lahan hutan (karhutla). Di mana kawasan hutan di wilayah Tuban cukuplah luas. Bahkan beberapa hari lalu, sekitar 5 hektare lahan terbakar.
Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban mengelola seluas 28.602,5 ha yang meliputi kawasan hutan di Tuban 19.412,4 ha (67,9 persen), Lamongan 8.177,7 ha (28,6 persen), dan Kabupaten Gresik 1.012,4 ha (3,5 persen).
Pengelolaan kawasan hutan di KPH Tuban dibagi menjadi dua sub, yakni Sub Tuban Barat dan Sub Tuban Timur yang diselenggarakan dalam tujuh BKPH dan 32 RPH.
“Luas kawasan hutan cukuplah luas. Dengan kondisi banyak daun dan ranting yang kering, akan mudah tersulut api,” kata Kepala Pelaksana BPBD Tuban, Sudarmaji, pada Minggu (30/7/2023).
Kedua, kebakaran rumah. Tidak hanya saat elnino, musibah kebakaran rumah kerap terjadi, apalagi di musim kemarau.
“Yang tak kalah penting, jangan sembarang membakar sisa sampah dengan tidak memastikan sampah itu dan meninggalkan. Sebab banyak kasus terjadi karena kecerobohan itu,” tuturnya.
Ketiga, debet air. Beberapa wilayah di Bumi Wali memiliki Cekuang Air Tanah (CAT) rendah. Kendati diupayakan dengan membuat sumur bor, kemungkinan dalam waktu dekat tidak akan memenuhi kebutuhan air masyarakat.
“Berdasarkan dinas teknis (PUPR dan PRKP) ada sejumlah desa yang harus diantisipasi dan membutuhkan droping air bersih,” terangnya.
Keempat, lahan pertanian warga berada di bantaran Sungai Bengawan Solo. Lahan-lahan itu setiap harinya memanfaatkan air dari sungai terpanjang di Jawa itu. Sebab, pernah terjadi saat fenomena elnino sebelumnya, Sungai Bengawan Solo kering.
“Sehingga kita butuh koordinasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo. Jika benar terjadi kering, kita meminta pintu air dibuka dan dimanfaatkan warga,” pungkasnya.
Reporter: Rochim
Editor: Lizya Kristanti