WEDA Averroes Dukung Kesetaraan Gender pada Sektor Ekonomi

WEDA tugu jatim
Jajaran narasumber. Foto: Feni Yusnia/Tugu Jatim

MALANG, Tugujatim.idKomunitas Averroes mewadahi keluh kesah para perempuan pelaku usaha terkait persoalan dan tantangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kegiatan yang digelar untuk menguatkan peran strategis UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional itu, bertempat di Hotel Gets Malang, pada Kamis (26/1/2023).

Pertemuan Dissemination Program Women Economic Development Academy (WEDA) ini dikemas dalam bentuk talkshow dengan tema “Technology Disruption and Transformation of SME’s”.

Sebab itu, kegiatan ini juga menghadirkan tiga narasumber dari berbagai pihak terkait, baik pegiat UMKM, akademisi, maupun pemerintah daerah di Kota Malang dan Kota Batu.

Mereka adalah Kepala Inkubator Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Wahdiyat Moko; Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Muhammad Baihaqi; dan Pengelola Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kota Batu, Yossi Hendrawan.

weda tugu jatim
Narasumber dalam Dissemination Program WEDA bertajuk “Talkshow Technology Disruption and Transformation of SME’s”. Foto: Feni Yusnia/Tugu Jatim

Ketua Averroes, Sutomo menyampaikan bahwa forum ini bertujuan untuk mendukung kesetaraan gender pada sektor ekonomi melalui peningkatan kemampuan dan penguatan skill UMKM. Penguatan yang dimaksud terdiri atas pengembangan keterampilan hingga literasi melalui pemanfaatan digital platform.

“Maka, progam WEDA ini terus berkolaborasi dengan berbagai macam pihak mulai pemerintah Kota Malang, Kota Batu, hingga beberapa kampus dan pegiat UMKM di Kota Malang dan Kota Batu,” ujarnya.

Dengan begitu, ia berharap kegiatan ini dapat terus berkelanjutan agar pelaku UMKM bisa naik kelas. “Perempuan hari ini adalah perempuan yang kompeten, yang hebat. Jadi tidak hanya ngomong sekedar gender tapi kita lampaui batas gender sehingga perempuan itu mampu dan hebat,” ucapnya.

weda tugu jatim
Ketua Komunitas Averroes, Sutomo. Foto: Feni Yusnia/Tugu Jatim

Wahdiyat Moko menjelaskan bahwa tulang punggung perekonomian negara saat ini adalah UMKM. Di mana sebagian besar UMKM adalah perempuan yang notebene punya peran ganda. Karenanya, perlunya berjejaring, termasuk bergabung dalam program WEDA. Tak hanya sekedar tempat saling curhat namun kehadiran komunitas itu akan bisa saling membantu terkait banyak hal.

“Pengusaha UMKM perempuan harus mengikuti perkembangan bagaimanapun beratnya agar tidak tertinggal. Terlebih di tengah gempuran teknologi infomasi yang sangat cepat,” urainya.

Muhammad Baihaqi menjelaskan bahwa di Kota Malang ada sekitar 19.870 UMKM yang terdaftar. Di mana, ribuan pelaku usaha itu didominasi oleh perempuan dengan jumlah mencapai 10.063 UMKM. Namun, hanya ada sekitar 3 ribu UMKM yang memiliki NIB.

“Itukan sangat jomplang, sehingga kalau ditimbang secara gender juga, maka program WEDA ini sangat sesuai (untuk mendorong UMKM naik kelas),” urainya.

Ia berharap pelaku usaha ini juga dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh Diskopindag Kota Malang, salah satunya klinik UMKM.

Baihaqi turut mengapresiasi kegiatan ini sebagai wadah untuk mempertemukan para pelaku ekonomi di Malang. “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan dari Averroes dan peserta yang memberi saran dan masukan. Ini akan menjadi pembenahan di kami,” ujarnya.

Yossi Hendrawan menambahkan bahwa secara kualitas produk UMKM baik di Kota Malang dan Kota Batu sudah baik. Meski demikian, akses pelatihan dan pendampingan penggunaan e-commerce UMKM perlu terus didorong guna memantik pelaku usaha untuk terus berkembang.

“Mental pengusaha memang harus dibentuk dari sekarang. Jangan pernah malu, jangan menyerah karena peluang itu banyak. Apalagi Malang Raya ini jujugan wisata. Maka, bagaimana agar produk kita bisa dikenal masyarakat. Komitmen, konsisten, dan fokus itu penting,” tukasnya.

weda tugu jatim
Keseruan pelaku UMKM perempuan ikuti serangkaian program WEDA yang diinisiasi Komunitas Averroes. Foto: Feni Yusnia/Tugu Jatim

Capaian Program WEDA

Program Manager WEDA, M Mujtabah menuturkan bahwa selain peserta regular WEDA sejumlah 80 pelaku UMKM dari Kota Batu dan Kota Malang, kegiatan yang digaungkan dalam rangka memperkuat digitalisasi UMKM ini juga diikuti oleh pihak-pihak lain yang selama ini berkolaborasi bersama di program WEDA.

“Diseminasi (pertemuan) ini untuk menandai bahwa program WEDA yang telah berjalan selama enam bulan ini telah ditutup. Akan tetapi bukan berarti proses kami untuk terus mendampingi pelaku UMKM akan berakhir. Melalui program kami yang lain, kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui tranformasi digital akan terus kami lanjutkan,” ujarnya.

Selama berjalannya pendampingan, diperoleh bahwa 85 persen peserta program sudah mendapatkan izin usaha. Sedangkan selebihnya, masih dalam proses.

Para pelaku usaha didapati telah mempelajari pencatatan laporan keuangan. Praktiknya, bahkan dibantu oleh akademisi dari STIE Malangkucecwara.

“Dari aspek keuangan juga dirasakan manfaatnya. Bahkan salah satu peserta menyatakan terima kasih karena bukan hanya diajari tapi juga dikasih template, sehingga lebih memudahkan,” terang dia.

Di samping itu, pelaku UMKM ini juga bisa tersambung sekaligus memanfaatkan platform digital secara maksimal. “Nyambung mungkin gampang tapi bagaimana memanfaatkan ini sebagai media promosi atau penjualan itu yang kami jembatani,” terangnya.

Salah seorang peserta program WEDA, Nur Hasanah (52) mengaku salah satu faktor pendorongnya untuk terlibat dalam komunitas ini adalah keinginan untuk terus belajar. “Saya ikut WEDA tujuannya upgrade kemampuan agar bisa berkembang. Apalgi sekarang digitalisasi,” kata perempuan asal Ngaglik, Kota Batu itu.

Nur Hasanah bersama sang suami merupakan salah satu warga yang terdampak pengurangan karyawan pada saat pandemi COVID-19 di 2020. “Saya dulu korban PHK hotel saat pandemi. Saya bingung karena saat itu suami juga dirumahkan,” jelasnya.

Sejak itu, Nur Hasanah kembali menggeluti usaha makanan bernama Dapoer Takanz. Bergabung ke PLUT Kota Batu, kemudian ia mendapat informasi terkait program WEDA.

“Saya berharap saya punya banyak channel pemasaran yang lebih besar. Dengan WEDA, otomatis channel lebih banyak dan pemasaran berkembang. UMKM kan bisa berkembang salah satunya kalau pemasarannya besar,” tandasnya.(ads)