SURABAYA, Tugujatim.id – Asam lambung dan gerd mungkin tidak terdengar asing di telinga sebagian besar orang. Meski begitu, masih banyak orang kerap mengsalahartikan penyakit asam lambung dan gerd. Berikut perbedaan gejala dan cara mengatasinya.
Jika hanya dirasakan sekilas, asam lambung dan gerd sama-sama penyakit yang muncul akibat adanya gangguan saluran pencernaan sehingga terasa sama-sama sakit perut. Padahal, keduanya memiliki perbedaan arti, gejala, dan cara mengatasinya.
Konsultas khusus penyakit lambung dan liver Uniersitas Airlangga Surabaya Muhammad Miftahussurur mengatakan, asam lambung diakitbatkan pengaruh bakteri, pengaruh obat-obatan, dan gaya hidup menurunkan berat badan.
Baca Juga: 3 Resto Menakjubkan di Satu Destinasi Wisata Lembah Indah Malang: Diapit Keindahan Gunung Kawi!
“Sedangkan kalau gerd disebabkan oleh kadar asam pada sel-sel dinding lambung yang naik, dari lambung ke kerongkongan,” katanya.
Sementara itu, untuk gejalanya, gerd akan mengalami gejala intestinal maupun di luar intestinal.
“Gejala intestinal dapat berupa mual, panas, dan nyeri di dada. Di luar itu, dapat terasa sesak, asma, dan bisa juga berupa gigi kuning hingga rasa pahit di mulut,” terang Mifta.
Untuk asam lambung, gejala umumnya mengalami sakit perut yang biasanya kembung atau mudah merasa penuh.
Cara Mengatasi dan Tips Jaga Kesehatan Lambung
Mifat menyarankan agar mengonsumsi obat-obatan seperti antasida atau golongan proto pump saat lambung terasa sakit. Namun, jika konsumsinya berlebihan, maka akan memicu munculnya reborn effect. Yakni, efek balik yang lebih tinggi dari kondisi sebelum mengonsumsi.
Alangkah baiknya seseorang untuk menjaga kesehatan kesehatan lambung dengan cara mengatur pola hidup dan pola makan yang baik.
“Sehari-hari bisa melalui pola hidup yang baik, makan yang teratur, dan menghindari konsumsi obat yang dapat merangsang produksi asam berlebih atau yang menghilangkan cairan pelindung lambung, yaitu cairan mukus,” ucapnya.
Baca Juga: Tampil Beda! Penumpang di Bandara Abdulrachman Saleh Kini Disuguhi Campursari hingga Tari-tarian
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, mengatur waktu makan dan waktu tidur. Misalnya dengan tidak makan selama dua jam sebelum tidur. Sebab, makanan yang belum selesai dicerna berpotensi kembali naik ke atas.
“Karena saat tidur, tidak ada pengaruh gaya gravitasi yang membawa makanan untuk mengosongkan lambung ke usus halus. Nanti, makanan yang ada di lambung kembali ke atas. Sebab, posisi tenggorokan dan lambung pada saat tidur menjadi sejajar,” ujarnya.
Kedua, menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat. Karena dapat mengurangi tekanan pada lambung. Makanan di lambung tidak kembali naik dan lebih mudah dicerna. Sebab, tekanan lambung tidak terlalu tinggi.
Yang ketiga, BAB secara rutin setiap hari. Hal ini penting untuk mencegah penyakit.
“Pengosongan usus besar akan menurunkan tekanan di daerah hilir,” ujarnya.
Dia juga menekankan, jika melalui poin-poin di atas tidak memberikan pengaruh baik terhadap keluhan pada lambung, segera konsultasi dengan dokter sehingga akan mendapat penanganan yang lebih cepat dan tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati