Ibu sangat menyesal
Akhirnya, Lida, Fenxiang dan kakak kandung Kati tiba di atas jembatan legendaris itu. Sambil berjalan, mereka memandang setiap orang yang lalu-lalang di hadapannya.
“Saya melihatnya!” Lida tak kuasa menahan bahagia. “Di mana?” sang ibu, Fenxiang, tidak kalah penasaran. “Di sana…”
Kati akhirnya bertemu orang tua kandung dan saudara perempuannya. Tangisan kebahagiaan pun tumpah di atas jembatan. Mereka saling berpelukan. “Akhirnya, aku melihatmu. Ibu sangat menyesal. Maafkan ibumu. Akhirnya, aku bertemu denganmu, nak.”
Setelah pertemuan ini, Kati menghabiskan beberapa hari untuk mengenal keluarga kandungnya. Mereka makan, belanja serta menghidupkan petasan secara bersama untuk merayakan kehadiran anaknya yang hilang itu.
“Mereka sangat peduli. Dan yang sangat lucu, ibu kandung saya mengatakan ‘oh kasihan, kamu sangat kurus’. Tapi kemudian saya menatap kakak saya: dia jauh lebih kurus.”
“Dia sangat peduli. Sepanjang perjalanan, dia trus saja meminta saya makan semuanya. Hal-hal kecil seperti itu …”
Tidak merasa harus memaafkan
Keesokan harinya, sang ayah menunjukkan lokasi dia meninggalkan Kati saat masih bayi. “Saya tahu ada yang menemukanmu, karena saya mendengar kamu menangis.” Lida mencoba mengenang lagi.
Lida mengaku saat itu ingin mengambil kembali bayinya, tetapi dilarang oleh keluarganya.
Terhadap apa yang terjadi saat itu, Kati mengatakan: “Dia (ayahnya) benar-benar hanya ingin agar saya memaafkannya … Tapi menurut saya, saya tidak merasa harus memaafkan mereka, karena mereka terjebak sistem.”
Di hari berikutnya, Kati, kedua orang tua dan kakak kandungnya melakukan percakapan melalui video call dengan orang tua angkatnya di Michigan.
“Saya tahu, saya tidak bertanggung jawab sebagai seorang ibu. Kami sangat berterima kasih kepada Anda karena telah merawatnya,” kata Fenxiang.
Ruth kemudian membalas: “Kami juga sangat berterima kasih pada Anda karena telah memberikan kehidupan pada Kati.
Orang tua angkat: ‘Kami tidak kehilangan apapun’
Ruth Pohler mengaku ikut merasakan kebahagiaan anaknya. “Kami sangat mencintainya dan dia tahu itu, dan kami tidak kehilangan apapun hari ini. Kami sama sekali tidak kehilangan apa-apa. Kami hanya senang untuknya.”
Sang ayah angkat, ikut berkata: “Saya senang dia sampai pada titik ini. Dan saya hanya berharap ada perasaan damai dan kepuasan pada dirinya dengan pertemuan itu. Jika itu berarti mengembangkan hubungan dengan mereka, maka tidak masalah. Itu bagus.”
Beberapa hari kemudian, Kati kembali ke Michigan. Di bandar udara keberangkatan, keharuan kembali muncul saat mereka harus berpisah. Air mata meleleh di pipi ibu kandung Kati, Fenxiang.
Tiba di Michigan, Kati kemudian melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mulai mendalami bahasa Mandarin. Dia berharap suatu hari bisa mempertemukan semua keluarganya.