MALANG, Tugujatim.id – Pasca tragedi Kanjuruhan yang memilukan pada Sabtu (01/10/2022), membuat Rusdi, 17, Aremania Probolinggo, ini mau stay di Malang dan tak mau pulang ke rumahnya. Bahkan, dia tampak sering mondar-mandir sendirian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Berdasarkan pengakuan Awang Karta, pedagang di Stadion Kanjuruhan, awalnya dia tak menaruh curiga saat melihat Rusdi mondar-mandir di area Stadion Kanjuruhan. Dia kemudian menyadari Rusdi berada di sana setiap hari. Dia berinisiatif mengajak Rusdi berbicara.
“Ketika ditanyai, dia mengaku takut pulang. Tiga temannya meninggal dunia saat tragedi Kanjuruhan itu,” kata Awang.
Menurut dia, Aremania Probolinggo itu tidak mau pulang karena takut sama keluarga korban dan kakak kandungnya. Rusdi sempat bercerita pada Awang bahwa kakaknya yang nomor dua suka memukul.
“Dia tidak punya ayah dan ibu. Saudaranya ada tiga orang. Yang paling baik sama anak itu saudara yang nomor satu, kerjanya di Bali. Dia tinggal sama kakak yang nomor dua,” terangnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rusdi menjual ponselnya dengan harga Rp800 ribu.
“Sekarang uangnya tinggal Rp40 ribu,” imbuh Awang.
Mengetahui keberadaan remaja tersebut, Awang melapor ke pihak kepolisian dan puskesmas. Pada Rabu (12/10/2022), pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan datang menemui Rusdi.
Sementara itu, Sub-koordinator Monev RSUD Kanjuruhan Lukito Condro mengatakan, Aremania Probolinggo ini tidak kooperatif saat diajak berkomunikasi.
“Pasien ini butuh bantuan. Terkait dari kondisinya, pasien tidak kooperatif. Untuk hal ini, kami komunikasikan dengan teman-teman psikolog di Probolinggo dan Rumah Sakit Jiwa Porong,” terang Lukito.
Dia menduga Rusdi mengalami gangguan kejiwaan. Namun, dia butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui hal tersebut secara pasti.
“Untuk yang paling berkompeten itu teman-teman di rumah sakit jiwa. Sudah kami hubungi dan (mereka) sedang komunikasi dengan pihak manajemen (RSUD Kanjuruhan),” imbuhnya.