MALANG, Tugujatim.id – Angka kasus Covid-19 yang semakin meningkat, membuat pemerintah Indonesia mengimbau warga untuk vaksinasi gratis. Tapi, banyak warga yang takut soal efek samping yang ditimbulkan. Di antaranya, mual, lemas, badan terasa kram, hingga demam berhari-hari. Hal itulah yang memicu warga enggan vaksinasi, terutama ibu hamil, yang takut berdampak pada janinnya.
Tapi, saat ini ibu hamil tidak perlu khawatir vaksinasi. Sebab, dilansir dari World of Buzz, menurut Menteri Koordinasi Imunisasi Covid-19 Khairy Jamaluddin yang melakukan konferensi pers Sabtu (26/06/2021), dia mengatakan, vaksin Pfizer adalah yang direkomendasikan dan diutamakan untuk ibu hamil. Sementara vaksin sinovac dan AstraZeneca diklasifikasikan cocok untuk mereka.
“Vaksin AstraZeneca tidak lagi dikenali dalam kehamilan dan sinovac dianjurkan oleh WHO yang cocok untuk ibu hamil karena manfaat melebihi risikonya,” ujar Khairy. Selain itu, menurut infografi yang di-posting Komite Khusus Penyediaan Vaksin Covid-19 (JKJAV), vaksin Pfizer, sinovac, dan AZ cocok untuk semua ibu hamil yang usia kehamilannya 14 dan 33 minggu.
Nah, itulah 3 jenis vaksin Covid-19 yang cocok untuk ibu hamil. Tapi, apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap vaksin? Simak penjelasan Tugu Jatim berikut ini:
1. Vaksin Pfrizer
Dilansir dari Pharmacytimes, vaksin Pfrizer atau vaksin “mRNA” ini tidak dibuat dengan virus SARS-CoV-2 utuh. Artinya, tidak ada kemungkinan siapa pun dapat tertular dari suntikan dan memiliki keefektifan sampai 90%. Tapi, vaksin ini masih dalam proses pengembangan karena tergolong vaksin jenis baru. Selain itu, vaksin Pfrizer juga membutuhkan penyimpanan khusus pada suhu minus 75°C agar tetap terjaga keefektifannya.
2. Vaksin Sinovac
Vaksin ini memiliki bentuk virus yang tidak aktif. Status vaksin sinovac ternyata juga dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah mengeluarkan sertifikasi Emergency Use of Authorization (EUA). Tapi, berdasarkan penelitian di Brasil, tingkat efektivitas vaksin sinovac dalam mencegah infeksi, yaitu sebesar 50,4 persen.
Belum diketahui apakah vaksin sinovac bisa terserap ke dalam ASI atau tidak. Ibu menyusui disarankan berkonsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan vaksin ini. Selain itu, vaksin ini tidak begitu imunogenik sehingga harus disuntikkan lebih dari sekali.
3. Vaksin AstraZeneca
Apa sih kelebihan dari vaksin yang satu ini? Efikasi atau kemanjurannya mencapai 90 persen ketika vaksin diberikan setengah dosis, lalu diikuti dengan dosis satu penuh setidaknya sebulan kemudian. Selain itu, efikasi atau kemanjurannya 62 persen jika diberikan dalam dua dosis penuh terpisah setidaknya sebulan.
Meski begitu, vaksin AstraZeneca belum diketahui dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan vaksin ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter ya.
Nah, itulah 3 jenis vaksin yang cocok untuk ibu hamil. Tapi, jangan lupa ya sebelum vaksinasi, konsultasikan dulu dengan dokter. Mulai dari keluhan ibu hamil, adanya penyakit bawaan, hingga usia kehamilan.