Tujujatim.id – Aksara Jawa merupakan huruf-huruf unik yang khas bagian dari Bahasa Jawa. Aksara Jawa yaitu sistem tanda grafis yang diturunkan dari aksara Kawi yang memiliki bentuk, sistem, dan tata penulisan tertentu yang digunakan oleh masyarakat di Yogyakarta untuk berkomunikasi secara tulisan.
Sebelum adanya penulisan huruf latin, penulisan karya sastra Jawa menggunakan aksara Jawa. Hal itu terbukti dari manuskrip kuno, kitab babad Jawa, kitab tembang-tembang Jawa, buku ramuan tradisional Jawa, dan prasasti tanda kebesaran zaman kerajaan yang masih menggunakannya.
Melansir dari artikel yang ditulis Ferdika Amanda bejudul Peningkatan Minat Baca dan Menulis Aksara Jawa Melalui Metode Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV DN 03 Wirotaman, seiring pesatnya perkembangan teknologi, aksara Jawa seakan tenggelam dalam sejarah dan kurang difungsikan, sehingga keberadaannya dianggap ketinggalan zaman.
Akibatnya minat siswa terhadap pembelajaran aksara Jawa semakin menurun. Kini, banyak anak suku Jawa yang kurang memahami cara membaca dan menuliskannya. Padahal, huruf Jawa ini merupakan salah satu simbol kebudayaan Jawa yang harus dilestarikan.
Lantas apa saja keunikan Aksara Jawa? Melansir dari artikel yang berjudul Pentingkah Mempelajari Aksara Jawa? Rencana Konten Aplikasi Baca Tulis Aksara Jawa Lintas Platform karya Venny Indria Ekowati, ada empat keunikan aksara Jawa yang perlu diketahui. Apa sajakah itu? Simak penjelasan Tugu Jatim ID berikut ini.
1. Lambang Peradaban Masyarakat Jawa
Aksara Jawa sebagai hasil kebudayaan manusia digunakan untuk alat berkomunikasi secara tertulis oleh masyarakat Jawa. Dengannya, mereka dapat berkomunikasi, menyampaikan ide dan gagasannya secara tertulis. Aksara ini juga melambangkan peradaban suku Jawa.
Hal tersebut mengilhami terciptanya beragam karya tulis kuno baik dalam bidang sastra, ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, dan agama yang disebut manuskrip. Karya tulis inilah yang menunjukkan eksistensi peradaban masyarakat. Banyak sekali manuskrip kuno berbahasa dan beraksara Jawa yang tersebar di Indonesia maupun di dunia.
2. Terdiri dari 7 Jenis Huruf
Aksara Jawa memuat tujuh jenis aksara, yaitu aksara Nglegena (Pokok), aksara sandhangan, aksara pasangan, aksara Murda dan pasangannya, aksara Swara, aksara Rekan, dan angka Jawa.
• Aksara Nglegena, yaitu aksara pokok yang berjumlah 20 buah yang belum memiliki bunyi vokal.
• Aksara Sandhangan, yaitu aksara yang fungsinya memberikan bunyi vokal pada aksara pokok
• Aksara Pasangan, yaitu aksara yang digunakan untuk menuliskan huruf mati.
• Aksara Murda, yaitu huruf-huruf untuk menuliskan nama, gelar, ataupun nama geografis sebagai penghormatan.
• Aksara Swara, yaitu huruf yang terdiri dari lima huruf vokal a,i,u,e,o untuk menuliskan awalan kata tertentu atau kata asing.
• Aksara Rekan, yaitu lima huruf yang terdiri dari kha, dza, fa/va, za, gha, berfungsi untuk menuliskan suku kata asing, biasanya dari bahasa Arab.
• Angka Jawa, yaitu huruf jawa untuk angka 0-9.
3. Ikon Budaya Yogyakarta
Aksara Jawa merupakan ikon budaya Yogyakarta. Hal ini diatur dalam UU RI No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana, aksara Jawa digunakan untuk menamai bangunan publik dan jalan, di antaranya nama Rumah Sakit Hardjolukito, nama Jalan Malioboro, nama Pasar Talok, papan nama Instansi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, dan seterusnya. Pemandangan ini semakin menguatkan suasana masyarakat Jawa yang khas dan sarat akan budaya.
4. Mengandung Nilai Filosofis dan Ekonomis
Aksara Jawa ternyata mengandung nilai filosofis, mulai dari cerita dan legenda penciptaan, urutan aksara, cara penulisan, dan lain-lain. Selain itu, huruf Jawa ternyata dapat bernilai ekonomi lho. Ya, aksara Jawa dapat dikreasi menjadi ragam hias yang indah. Contohnya, kaligrafi dan lukisan aksara Jawa. Tentu saja, karya ini bernilai jual tinggi.
Nah, itulah beberapa keunikan aksara Jawa. Sebagai bagian dari budaya, sudah selayaknya aksara Jawa dipelajari, dijaga, dan dilestarikan.