Oleh: M. Ficky Haris Ardiansyah*
Tugujatim.id – Remaja merupakan generasi unggul harapan bangsa. Beban besar ada di pundak remaja sebagai tonggak perubahan untuk lebih baik. Hal ini tentu harus diimbangi dengan kesehatan fisik yang baik pula. Hal ini bisa dicapai dengan memberikan kecukupan gizi pada mereka.
Berbicara masalah kesehatan pada remaja, sangat disayangkan banyak remaja yang mengalami masalah gizi pada hidupnya. Masalah-masalah tersebut tentu dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam beraktivitas.
Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan RI, beberapa masalah kesehatan akibat kurang gizi pada remaja dijelaskan sebagai berikut:
1. Remaja Kurang Zat Besi (Anemia)
Masalah pertama yang dihadapi remaja Indonesia adalah kekurangan zat besi (anemia). Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki dengan persentase 23% untuk remaja perempuan dan 12% untuk remaja laki-laki.
Anemia akan berdampak buruk pada penurunan imunitas, konsentrasi, kebugaran, dan produktifitas. Namun, anemia juga dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah.
2. Remaja Kurang Tinggi Badan (Stunting)
Masalah kedua yang dihadapi remaja di Indonesia adalah tinggi badan yang kurang atau disebut stunting. Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek dibanding standar WHO, yaitu lebih pendek 12,5 cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8 cm pada perempuan.
Stunting dapat menimbulkan beberapa dampak jangka pendek yaitu penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme tubuh. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas.
3. Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)
Masalah selanjutnya yang dihadapi remaja di Indonesia adalah kurus atau kurang energi kronis. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya asupan zat gizi. Kondisi remaja yang mengalami hal ini dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk bagi kesehatan. Kurang energi kronis dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
4. Kegemukan (Obesitas)
Masalah terakhir yang dihadapi remaja di Indonesia adalah kegemukan atau yang biasa disebut obesitas. Pola makan yang tidak teratur, jarang mengonsumsi serat sayur dan buah, serta sering mengonsumsi makanan berpenyedap menjadi penyebab kegemukan. Selain itu, pola hidup yang kurang melakukan aktifitas fisik pada remaja juga sangat berisiko meningkatkan obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit kardiovaskularm diabetes, kanker, osteoporosis, dan lain-lain. Hal ini dapat berimplikasi pada penurunan produktivitas dan usia harapan hidup.
Obesitas dapat diatasi dengan mengatur pola dan porsi makan dan minum, perbanyak konsumsi sayur dan buah, sering melakukan aktivitas fisik, menghindari stres, dan tidur yang cukup.
Pentingnya menjaga asupan gizi merupakan hal yang harus selalu ditegakkan. Dalam siaran Kementerian Kesehatan, ditegaskan bahwa seluruh masyarakat perlu memahami pentingnya gizi untuk kesehatan dalam setiap siklus kehidupan karena gizi adalah investasi bangsa.
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi.