PASURUAN, Tugujatim.id – Sindikat penimbunan BBM subsidi di Pasuruan yang dibongkar Bareskrim Polri ternyata sudah berjalan sejak lama. Perusahaan penyalur dan transporter BBM, PT MCN (Mitra Central Niaga) Pasuruan juga bukan kali pertama berurusan dengan hukum.
Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono mengatakan, PT MCN sudah menjalankan bisnis penyaluran BBM subsidi ilegal sejak 2016. Berselang beberapa tahun, AW, 50, selaku pemilik modal dan bos PT MCN mengaku sempat berhenti menjadi pengusaha kayu. Namun, bisnis ilegal penimbunan BBM subsidi solar dan penyalahgunaan ini kembali dijalankan AW, 50; BFP, 23; dan S, 55, pada 2021.
“Ketiga tersangka mengakui perbuatannya yang telah menyalahgunakan BBM subsidi,” ujar Hersadwi pada Selasa (11/07/2023).
Para tersangka diduga mengatasnamakan perusahaan PT MCN supaya terlihat legal. Dengan menggunakan dalih sebagai pengusaha transporter BBM ditambah dengan plat nomor palsu dan gonta-ganti barcode Pertamina, mereka leluasa menimbun BBM subsidi solar dari sejumlah SPBU di Pasuruan.
Sebelumnya, pada 2018, AW, 50, bos PT MCN sempat terjerat kasus serupa. Dia ditangkap Polres Mojokerto atas kasus penyalahgunaan BBM subsidi karena membeli solar yang ditimbun oleh Sugianto, 28, warga Desa Karangkedawang, Kecamatan Sooko, Mojokerto.

Namun, kabar yang beredar kasus yang menyeret pemilik modal PT MCN tersebut diduga tidak sampai diproses ke pengadilan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bareskrim Polri bahwa para tersangka penimbunan BBM subsidi di Pasuruan ini bukanlah residivis.
“Para pelaku ini baru sekali ini kami tindak,” ungkapnya.
Hersadwi menjelaskan, kelompok-kelompok sindikat penimbun yang menyalahgunakan BBM subsidi memang banyak tersebar di berbagai wilayah. Namun, menurut dia, tidak semua pelaku penimbunan BBM subsidi punya keterkaitan jaringan antara satu dengan lain.
“Mereka ini kelompok-kelompok, yang kami ungkap sekarang kelompok di Pasuruan. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kelompok di Mojokerto,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Bareskrim Polri menyegel tiga gudang atas kasus dugaan penimbunan BBM subsidi di Kota Pasuruan. Satu gudang bengkel mobil nomor 106 di Jalan Kyai Sepuh, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, disegel pada Rabu (05/07/2023). Kemudian gudang dan kantor PT MCN di Jalan Komodor Yos Sudarso, Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, disegel pada Kamis (06/07/2023).
Terakhir gudang parkir truk tangki di Jalan Komodor Yos Sudarso, Kota Pasuruan, disegel pada Jumat (07/07/2023).
Bareskrim Polri menetapkan tiga tersangka sindikat penimbun BBM bersubsidi di Pasuruan. Yakni, pemilik modal PT MCN, berinisial AW, 50, warga Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Lalu manajer keuangan dan koordinator lapangan PT MCN, BFP, 23, warga Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Terakhir, penyedia truk tangki BBM S, 55, warga Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Ketiganya disangkakan Pasal 55 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 Angka 9 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Juncto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp60 miliar.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati