MALANG, Tugujatim.id – Keberadaan eks Lokalisasi Girun di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, yang menjadi polemik karena aktif kembali melakukan praktik esek-esek setelah dilakukan penutupan pada 2014 lalu. Akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bersama PT KAI menindak tegas dengan menggusur bangunan-bangunan yang dipakai para pekerja seks komersial (PSK) itu.
“Perlu saya sampaikan juga sebenarnya lokalisasi tersebut sudah ditutup sejak 24 Mei 2014. Lalu pada 2017 sempat ada tindak lanjut yang sebenarnya sudah tutup, tapi dari 2017 sampai saat ini ada bukti indikasi ditempati lagi (PSK, red),” terang Suwadji selaku Plt Asiten 1 Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang saat memimpin apel penertiban Lokalisasi Girun pada Sabtu (08/05/2021).
Satpol PP dan Polsek Gondanglegi memang beberapa kali melakukan operasi cipta kondisi di eks Lokalisasi Girun. Terbukti, tim gabungan tersebut bisa mengamankan beberapa perempuan penghibur dan pria hidung belang. Hal ini membuat tekanan dari masyarakat sekitar agar segera membongkar bangunan di sana.
“Sehingga oleh satpol PP dan beberapa instansi terkait dilakukan operasi cipta kondisi, dan di situ memang beberapa kali ada PSK sehingga tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat memberikan reaksi keras. Sehingga pemerintah desa mengharapkan pemerintah daerah bersinergi dengan PT KAI untuk menutup, bahkan membongkar 23 bangunan di sana,” bebernya.
Suwadji sendiri mengatakan jika penyebab lokalisasi legendaris di Kabupaten Malang tersebut tetap bertahan karena masih ada bangunan yang dipakai untuk melakukan praktik esek-esek.
“Karena penyebab tempat itu tetap ditempati PSK karena masih ada bangunan. Kalau bangunannya dibongkar, otomatis sudah gak ada (PSK). Untuk buat tenda kan tidak mungkin,” tegasnya.
Dalam penggusuran ini, total ada sekitar 190 personel gabungan dari TNI, Polri, satpol PP, dan PT KAI. Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) seperti Ansor juga ikut membantu meratakan bangunan yang rata-rata adalah bangunan semi permanen. Selain itu, sebanyak 3 alat berat juga dikerahkan agar proses penggusuran berjalan lebih cepat.