Tugujatim.id – Selasa akhir bulan Juni lalu, tepatnya pukul 20.30 WIB. Akhsin Al Fata yang merupakan Direktur Pengembangan Bisnis Kampung Coklat melambaikan tangan menyapa, ketika tim Tugu Media Group (Tugujatim.id dan Tugumalang.id) baru turun dari kendaraan. Dia duduk sendiri di salah satu kafe yang ada di Kota Blitar ditemani secangkir minuman serta makanan.
Janji bertemu sejak sore akhirnya terpenuhi. Diawali obrolan ringan hingga strategi membangun perusahaan yang terus tumbuh mengalir. Tentunya berdasarkan pengalaman yang telah ia dapatkan ketika menekuni bisnis Kampung Coklat hingga menjadi jujukan wisata di Blitar.
Kampung Coklat adalah salah satu wisata yang berada di Blitar, tepatnya di jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kademangan. Lokasi wisata tersebut juga menjadi tempat pembudidayaan coklat, tak heran jika olahan coklat menjadi ciri khas.
Berdirinya Kampung coklat ini diawali dari pembudidayaan kakao, jual beli biji kakao dan juga pengolahannya. Kegiatan ini dibawah komando owner Kampung Coklat Kholid Mustofa.
Pada tahun 2014, bertepatan masuknya Akhsin dalam perusahaan, keresahan mulai terasa. “Kita mulai berpikir, orang-orang yang datang ke tempat kita untuk membeli produk” kata Akhsin. Dari hasl pemikiran inilah akhirnya lahir Kampung Coklat.
Menjadi Jujukan Wisatawan
Berada di lahan seluas 5.2 ha, setiap hari minggu sebelum adanya pandemi Covid-19 wisata ini menerima kunjungan hingga 10.000 wisatawan.
“Wisatawan lokal dan juga dari luar Blitar yang rata-rata bersama keluarga atau rekan-rekannya yang kesini,” tambah Akhsin.
Namun, karena adanya Covid-19, wisata yang sekarang memiliki sekitar 360 karyawan ini mengalami penurunan kunjungan wisata. Akhsin juga mengatakan, Sempat turun lebih dari 70%, namun saat ini kunjungan sudah kembali meningkat. Meskipun tetap turun sekitar 30% dibanding sebelum pandemi.
Ketika Irham Thorik selaku CEO Tugu Media Group menanyakan bagaimana strategi menarik pengunjung, dengan antusias Akhsin menjawabnya.
“Kita setiap hari melakukan pergerakan, kita tidak membuat alur wisatawan,” jelasnya.
Hal ini bertujuan agar pengunjung mendapatkan pengalaman berbeda yang akhirnya menjadi bahan obrolan, sehingga membuat orang tertarik untuk datang kembali ke Kampung Coklat.
Kekuatan Sumber Daya Manusia
Sambutan hangat juga apresiasi tersampaikan dari Direktur ini, ketika General Manager Tugumalang.id Fajrus Sidiq mengatakan bahwa Tugu Media Group dalam beberapa bulan terakhir terus menambah karyawan meskipun adanya pandemi. Ini karena ada kesamaan yang terjadi, antara Tugu Media Group dan Kampung Coklat.
“Meskipun kunjungan menurun, untung kami tidak mengurangi karyawan satupun. Bahkan saat ini membuka lowongan pekerjaan,” kata Akhsin dengan penuh senyum.
Alumni SMK Islam 2 Wlingi ini menjelaskan, proses rekrutmen pegawai Kampung Coklat tidak pernah menentukan posisi pelamar bahkan tidak juga melihat ijazah. Calon karyawan akan melamar seperti halnya pada perusahaan lainnya.
Namun, setelah menjadi bagian dari perusahaan yang bergerak pada bidang wisata ini, barulah melihat potensi dari orang-orangnya cocok untuk ditempatkan pada posisi tertentu.
Selain itu, pola yang terjalin juga mengandalkan kedekatan antar personal dengan komunikasi yang tidak formal. Ini memiliki tujuan yang telah mereka capai, yakni tidak ada jarak antara pekerja level bawah hingga owner.
“Semua karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi kepada perusahaan, tentunya dengan cara yang santun,” pungkasnya.
Terus Bergerak
Menjadi berkembang tentunya ada usaha yang terus dilakukan, serta ribuan pemikiran random yang akhirnya terseleksi hingga mengerucut sesuai tujuan.
Jika kita melihat perkembangan Kampung Coklat yang awalnya kecil, hingga terus bertumbuh saat ini, ada sebuah prinsip yang dipegang. Yakni terus bergerak dan berinovasi, mulai dari pembudidayaan kakao, jual beli dan pengolahan biji kakao serta tempat wisata. Bahkan produknya saat ini sudah dipasarkan hingga mancanegara.