MALANG, Tugujatim.id – Paitun (92), menjadi Calon Jemaah Haji (CJH) tertua asal Kabupaten Malang. Perempuan warga Bululawang ini menyatakan kesiapan tekatnya untuk menjalankan ibadah haji di tanah suci Mekkah, meski tanpa pendamping dari keluarga.
Paitun mengaku tidak bisa membaca dan menulis, tetapi niatnya yang kuat seolah telah mendapatkan panggilan untuk menjalankan rukun Islam Kelima tersebut. Ia dijadwalkan berangkat pada Mei 2024 bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Rifaie.
Paitun pun mengaku telah mendambakan keberangkatan itu sejak sekian lama dan cita-citanya tersebut baru tercapai setelah mendapatkan kepastian keberangkatan tahun 2024 ini. Ia pun mengaku harus menjual tanah warisan dari orang tuanya sebagai pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
“Namanya orang Islam, pasti ingin melaksanakan rukun Islam yang kelima itu,” kata Ida Mafluhah, keponakan Paitun saat ditemui di rumahnya, Desa Sukonolo, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Paitun tinggal bersama dua keponakan yang membantu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan untuk persiapan menunaikan ibadah haji. Keduanya mengurus dari mulai pendaftaran hingga pelunasan.
Paitun mendaftar pada tahun 2019 dan telah menunggu hampir lima tahun sebelum akhirnya mendapat panggilan.
“November ditelpon KBIH, ternyata Bu Paitun berangkat. Kami tidak menyangka. Mungkin prioritas karena usia,” kata Ida.
Secara fisik Paitun masih terlihat sehat dan bersuara tegas. Kesehariannya bekerja sebagai petani dan ke ladang untuk mencari kayu. Kegiatan tersebut hanya sebatas sebagai pengisi waktu luang, menysusul usianya yang sudah mulai lanjut.
Paitun rutin menjalankan ibadah salat berjamaah di musala dekat rumahnya, selain itu juga bergabung dengan pengajian dan tahlinan di lingkungan rumahnya. Bahkan Paitun tidak pernah absen untuk hadir di acara rutin malam Jumat itu.
Tubuh Paitun tampak energik dan sehat meski usianya telah memasuki 92 tahun. Ia masih melakukan aktivitas pribadinya secara mandiri, dan tidak pikun.
Keluarga sebenarnya agak berat melepasnya, tetapi optimis Paitun dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar. Kepergian Paitun ke Tanah Suci sebagai panggilan yang disambut dengan rasa gembira, setelah sekian lama menunggu penantian untuk berangkat.
“Sebenarnya kami berat melepas beliau sendirian, tapi kami juga senang. Keluarga bingung, tapi beliau pengen berangkat. Jadi kami pasrahkan, lillahitaallah,” tutup Ida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Darmadi Sasongko