Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang ‘Toxic Positivity’

Gigih Mazda

Pendidikan

Ilustrasi Toxic Positivity yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. (Foto ilustrasi: Pixabay)
Ilustrasi Toxic Positivity yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. (Foto ilustrasi: Pixabay)

SURABAYA, Tugujatim.id – Ada sebagian orang yang berupaya memberi semangat pada rekan kerjanya, namun ternyata semangat yang diberikan tidak bisa membuat si rekan kerja membaik, justru terpuruk dan merasa dihiraukan. Hal itu membuat istilah ‘toxic positivity‘ menghangat di kalangan pemuda, khususnya di dunia pekerjaan.

Mengenai ‘toxic positivity’ sendiri merupakan kondisi di mana seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif, hingga menolak emosi-emosi negatif. Secara lengkap, Dosen Fakultas Psikologi Untag Surabaya Aliffia Ananta MPsi Psikolog menjelaskan lebih gamblang terkait bagaimana agar tidak terjebak dalam lingkaran ‘toxic positivity‘.

Bagaimana agar tidak terjebak dalam lingkungan kerja yang ‘toxic positivity‘?

Melanjutkan pemaparan, Ananta menjelaskan bahwa ‘toxic positivity‘ dapat berpotensi juga menjadi ‘toxic relation’, semacam hubungan kerja dan pola pertemanan yang nilainya sama-sama destruktif untuk perkembangan dan kebaikan diri kita.

“Kalau di dalam lingkungan kerja, ‘toxic positivity‘ bisa jadi ‘toxic relation‘ juga ya. Jadi hubungan kerja dan pertemanan yang nilainya ‘toxic‘ juga (hal itu potensial terjadi di kantor dan pekerjaan, red),” terangnya, Selasa (06/07/2021).

Di sisi lain, Ananta melanjutkan, orang yang melakukan ‘toxic positivity‘ dalam menjadi tampak egois atau ‘selfish’, karena tidak memperhatikan perasaan dan emosi-emosi yang dirasakan oleh orang lain, dalam hal ini rekan kerjanya.

“Orangnya bisa jadi egosentris (egois, red), selain yang saya sampaikan sebelumnya. Kita perlu cek, agar tidak terjebak (dalam ‘toxic positivity‘, red), kita perlu ulang lagi. Kira-kira perlu tahu, apa yang kita rasakan itu benar-benar hal yang kita boleh menamai (seperti ‘oh ini sedih’, ‘ini kecewa’, dan lain-lain, red),” jelasnya.

“Misalkan, kita sedang berada di saat jenuh, stres, sedih, malu, orang lain tidak tahu nama perasaan itu apa. ‘Pokoknya aku gak enak mau ngapain’, sehingga harus tahu atau sadar apa yang kita rasakan (terlebih dahulu, red),” bebernya.

Melanjutkan pembahasan, Ananta menjawab bahwa untuk mengenali situasi ‘toxic positivity‘, pertama, kita perlu mengenali perasaan kita sendiri, apakah itu termasuk sedih, kecewa, cemas, dan lain-lain.

Kedua, apakah perasaan itu normal? Lalu, ceritakan perasaan kita tersebut pada rekan di lingkungan kerja. Lalu, melihat bagaimana mereka memberi respon dari cerita yang kita sampaikan.

“Sehingga, ketika orang itu tahu namanya perasaan apa, bisa (ikut, red) memaknai, orang tersebut akan belajar juga bahwa menjadi ‘lelah’ dan ‘sedih’, biasa dan normal dialami orang pada umumnya,” bebernya.

Berkaitan dengan itu, Ananta menegaskan pula bahwa perlu ada sosok teman, sahabat atau kerabat dekat sebagai tempat untuk bercerita mengenai keluh-kesah. Yang dapat dipercaya dan tidak mudah memberi penghakiman pada kita.

“Kita harus punya teman, kerabat, sahabat atau orang yang benar kita percaya, sebagai tempat untuk mencurahkan emosi dan bercerita (mengenai keluh-kesah dan persoalan hidup, red),” tutunya.

“Cari teman yang tidak memberikan ‘judgement‘ atau penilaian. Misalkan, di tempat kerja kita sedang merasakan capek, tapi ada yang ngomong ‘lemah masa gitu aja capek’,” jelasnya.

Jawaban ‘judgement’ dari rekan kerja yang sedang berkeluh-kesah semacam itulah yang masuk dalam kategori ‘toxic positivity‘. Semacam upaya memaksa seseorang untuk tetap kuat dan tegar, menghiraukan emosi-emosi negatif yang seharusnya perlu diberi perhatian.

Bagaimana menasihati rekan kerja saat melakukan ‘toxic positivity’?

Menurut Ananta, untuk menasihati rekan kerja yang membuat lingkaran ‘toxic positivity‘ terbentuk, tidaklah mudah. Atau istilah yang dipakai Ananta yakni ‘gampang-gampang susah’. Karena tidak semua orang paham dan tahu apa itu ‘toxic positivity’.

“Jadi, sebenarnya kalau menasehati rekan ini gampang-gampang susah untuk dilakukan. Karena, mungkin belum semua orang mengenali apa yang dimaksud dengan ‘toxic positivity,” bebernya.

“Perlu tahu dulu bagaimana menjadi ‘toxic positivity‘ dan menjadi positif beneran itu apa. Lalu, kita juga bisa menyampaikan bahwa setiap orang berbeda, sudut pandang dan cara berpikir berbeda, satu sama lain tidak bisa disamakan,” tegasnya.

Dengan melakukan edukasi ringan semacam itu, jelas Ananta, dapat dipakai untuk mengatasi orang-orang yang terlibat dalam ‘toxic positivity’. Karena, nyatanya cara pandang dan emosi yang dialami setiap orang memang berbeda-beda.

“Tapi, yang paling penting adalah kita perlu membantu (memberi tahu, red) teman-teman kita, apa yang dimaksud ‘toxic positivity‘, sebenarnya belum tentu juga orang itu ada niat ‘toxic‘, tapi mungkin metode dan penggunaan bahasa yang salah jadi ada kemungkinan menjadi ‘toxic’,” pungkasnya.

Popular Post

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...

Banjir luapan.

16 Pintu Klep Tak Berfungsi Biang Banjir Luapan di Tempuran Mojokerto, Petugas Siaga Pantau lewat Drone

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena bencana banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Hasil asesmen ...

barito renewables energy dok bni sekuritas 169 ezgif.com png to webp converter

Saham BREN, Kinerja, Prospek, dan Analisis Mendalam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi salah satu emiten yang menarik perhatian investor di Bursa Efek ...

Puting beliung di Jember.

Angin Puting Beliung di Jember Rusak Rumah Warga Desa Jambearum, Dua Dusun Terdampak!

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Angin puting beliung di Jember, Jawa Timur, terjadi pada Jumat (28/02/2025). Akibatnya, sejumlah rumah warga di Desa ...