SURABAYA, Tugujatim.id – Miris! Polda Jawa Timur menangkap pemilik dan pengasuh panti asuhan di Surabaya, NK, 61, diamankan atas kasus kekerasan seksual anak di bawah umur. Di mana, korbannya merupakan anak asuh di panti tersebut.
Diketahui, kasus ini masih terus bergulir, ada dugaan korban lain yang juga mengalami kekerasan seksual. Adapun demikian, berikut kronologi terkuaknya NK, pemilik panti asuhan saat tertangkap oleh Polda Jatim.
Kasus ini terkuak dari laporan korban, seorang anak perempuan, 15, yang mengaku pada keluarganya kalau mengalami rudapaksa (pencabulan) dari pemilik panti asuhan di tempat dia tinggal. Namun, karena tidak tahan mengalami tindakan kekerasan seksual dari pelaku, korban akhirnya kabur ke rumah keluarganya.
Baca Juga: MengEMASkan Indonesia: Pegadaian Cetak Laba Rp5,85 Triliun Selama Tahun 2024
Kemudian, kerabat korban selaku pelapor S, 41, didampingi tim dari Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UKBH FK Unair). Mereka mendatangi Polda Jatim untuk melaporkan tindakan bejat NK ke polisi.
Sementara itu, Ketua UKBH FK Unair Sapta Aprilianto menyampaikan kasus dugaan pencabulan terungkap berkat salah satu korban, 15, kabur dari panti tersebut. Kemudian kerabat korban meminta pendampingan kasus dari kepada pihaknya.

“Ini ada anak panti yang kabur, kemudian datang kepada keluarganya selaku pelapor. Kemudian datang ke kami, memberikan informasi bahwa ada kekerasan (seksual) yang dialami oleh anak-anak di panti asuhan,” jelas Sapta.
Baca Juga: Geger! Warga Mojosari Mojokerto Temukan Jasad Tukang Bakso Membusuk di Kos-kosan
Laporan tersebut tertuang dalam Nomor: LP/B/165/I/2025/SPKT/POLDA JAWA TIMUR tanggal 30 Januari 2025 tentang dugaan tindakan pidana Persetubuhan dan atau Pencabulan Anak. Berdasarkan informasi yang dihimpun UKBH Unair, diduga korban lebih dari satu.
“Sementara pelapor dan korban baru satu, kami akan terus mendampingi. Tidak hanya dari sisi hukum, tapi kami juga melakukan, pendampingan secara psikis, kami juga melibatkan instansi terkait untuk membantu penanganan anak-anak yang diduga korban,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Layla Aini
Editor: Dwi Lindawati