MALANG, Tugujatim.id – Penebangan pohon perindang di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang, tepatnya proyek penataan di zona III, menuai pro kontra dari masyarakat. Sebab, dalam penataan tersebut juga termasuk menebang sejumlah pohon yang menghiasi trotoar di Jalan Basuki Rahmat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penebangan pohon telah dilakukan sejak Rabu (25/05/2022) hingga sekarang. Bahkan, sejumlah pohon diketahui telah hilang di depan Toko Oen, Gereja Kayutangan, hingga di depan Mal Sarinah Malang.
Kepala DLH Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan, tujuan penebangan pohon untuk kepentingan pelebaran pedestrian. Dia mengatakan, pedestrian akan dilebarkan lagi, semula 1,75 meter akan ditambah 2 meter lagi.

”Pemotongan pohon ini untuk pelebaran pedestrian dalam rangka penataan zona III. Nanti biar pekerja tidak kesulitan saat membongkar pedestrian,” kata Wahyu pada Jumat (27/05/2022).
Dia juga mengatakan, pengerjaan nanti akan dilanjutkan dengan memasang lampu hias seperti yang sudah ada di Zona I dan II, termasuk kursi atau bangku yang bisa dimanfaatkan pejalan kaki.
Menurut dia, ada sekitar 26 buah kursi sanitair hingga 76 bollard yang akan dipasang Pemkot Malang. Sementara untuk jumlah lampunya masih belum bisa dipastikan.
”Untuk jumlah lampu masih kami hitung lagi,” ujar dia.
Sementara itu, pro kontra penebangan pohon disampaikan salah satu warga bernama Andri, 25, yang mengunggah reaksinya di media sosial. Begitu tahu pohon-pohon di spot favoritnya telah hilang, dia langsung mengungkapkan kekecewaannya.
Menurut dia, untuk melakukan penataan seharusnya menyesuaikan dengan kontur alam yang ada, bukan malah menghilangkannya.
”Kecuali kalau memang pohon ini berbahaya, rawan tumbang, dan lain-lainnya. Misal rawan tumbang kan hanya perlu dipapras saja (dirompes, red),” ujarnya dikonfirmasi.
Hal senada juga dikatakan Latifah Putri, 31, warga Kota Malang lainnya yang merasa menyayangkan atas penebangan pohon tersebut. Dia mengatakan, di sisi lain, penebangan pohon ini membuat objek bangunan legendaris Toko Oen semakin nampak.
”Tapi apa tidak ada cara lain ya selain dengan cara menghilangkannya. Soalnya kalau lewat situ kan jadi panas ya?” ujarnya.
Sebagai informasi, proyek penataan zona III kawasan Kayutangan Heritage oleh Pemkot Malang ini akan berlangsung hingga November 2022. Dalam penataan ini menghabiskan dana APBD sekitar Rp5,8 miliar.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim