BOJONEGORO, Tugujatim.id – Dalam rangka Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-26 pada 29 Mei, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro bersama RSUD Dr R. Sosodoro Djatikoesoemo mengajak warga Bojonegoro untuk waspada terhadap penyakit demensia alias pikun.
dr Sadewi Indah Puspitasari SpN, spesialis saraf di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo menjelaskan, “demensia” adalah penyakit lupa/pikun yang tidak sewajarnya dan merupakan penyakit umum.
“Demensia merupakan penyakit penurunan fungsi intelektual yang tidak wajar. Jika seseorang yang aktivitas dasar sehari-hari butuh bantuan, tidak bisa mandiri baru disebut demensia,” ungkapnya melalui SAPA! (SELAMAT PAGI) Malowopati FM.
Macam-macam penyakit tersebut adalah demensia pada penyakit alzheimer, demensia vaskular, demensia dengan lewy body, demensia frontotemporal, dan demensia campuran.
Untuk macam tingkatan demensia yaitu pertama mudah lupa, gangguan kognitif ringan (sudah lupa tapi aktivitas dasar masih bisa dilakukan mandiri), dan tidak bisa melakukan kegiatan sosial apa pun.
“Dan tingkatan atasnya lagi yang lebih berat yaitu gangguan perilaku seperti ngeluyur (pergi tapi tidak tahu mau ke mana) sendiri, halusinasi, atau gangguan mood,” terangnya.
Menurut dia, secara umum ada demensia yang bisa disembuhkan jika jelas penyebabnya, tapi demensia yang sebagian besar dipengaruhi dengan proses penuaan ini tidak bisa disembuhkan.
dr. Sadewi juga mengimbau jika seseorang mengalami gejala lupa yang tidak wajar segera screening ke pelayanan kesehatan untuk ditangani. Bagi calon lansia atau untuk lansia agar tidak terkena demensia agar benar-benar memperhatikan 2 hal ini.
Pertama, faktor risiko yang tidak bisa dihindari, yaitu usia, genetik, dan jenis kelamin. Kedua, faktor risiko yang dapat dihindari yaitu tekanan darah tinggi, diabetes dikontrol, dan juga menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
“Cara mencegah penyakit demensia dengan mengingat LUPA (Latihan, Ulangi, Perhatikan, Asosiasi). Penyakit ini tidak hanya bisa diatasi dengan obat. Sedangkan untuk demensia yang berat dengan gejala berat seperti keluyuran bisa juga melalui terapi,” ujarnya.
Menurut dr. Sadewi, penderita demensia dapat diberi pengobatan dengan obat-obatan, terapi (seperti menceritakan cerita yang sudah berlalu, dengan foto atau video), atau bisa juga melalui terapi musik yang beatnya rendah. Utamanya tetap melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
“Harapannya, para usia lanjut tetap harus menjaga kesehatan dengan baik, tetap aktif berinteraksi sesuai kapasitas seperti membaca, menulis, mengobrol, kontrol kesehatan rutin supaya tidak timbul penyakit terkait penuaan, khususnya penyakit demensia,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim