NGANJUK, Tugujatim.id – Meskipun telah menemukan 20 korban tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk petugas mempunyai kendala yang cukup berat. Yakni, ditemukan dua retakan yang berada di tebing tepatnya berada di atas dua sektor yang ditentukan petugas.
Hal tersebut membuat petugas gabungan harus berhati-hati dalam melakukan pencarian korban terakhir yang belum ditemukan karena timbunan material longsor.
Kepala Basarnas Jawa Timur (Jatim), Hari Adi, menyebutkan bahwa retakan di lokasi longsor Nganjuk itu sangat berbahaya. Dikarenakan, sewaktu-waktu tanah yang berada di dinding tebing itu bisa menjadi longsor susulan. Apalagi hujan yang turun ketika pencarian korban.
“Ada kendala cuaca hujan, jadi rawan sekali retakan yang ada di atas sana,” kata Hari Adi kepada Tugujatim.id.
Menurutnya, penggunaan alat berat backhoe pun juga harus berhati-hati. Sebab, getaran yang bersumber dari alat berat itu bisa memicu longsor susulan juga.
Berdasar pantauan stone Basarnas, kata Hari Adi, tak hanya retakan baru yang muncul di dinding tebing tersebut. Tetapi, tanah di tebing juga muncul semacam genangan air yang bisa menimbulkan bahaya longsor. Pencarian korban terakhir ini diperkirakan Hari Adi berada di sektor B, tepatnya berada di tengah rentangan panjang lokasi tanah longsor Nganjuk tersebut.
“Yang di tengah akan kita gali lagi, diperkirakan korban terakhir di sana,” imbuh Hari Adi.
Saat ini, petugas gabungan masih menghentikan sementara pencarian korban. Dikarenakan, awan mendung mulai terlihat di sekitar Ngetos. Dikhawatirkan, akan turun hujan ketika petugas melakukan pencarian korban terakhir tersebut. (noe/gg)