News  

Aktivis PMII Tuban Beri Rapor Merah Kinerja Bupati Lindra-Riyadi Selama Setahun

Sejumlah aktivis PMII berorasi secara gantian di depan gedung Pemkab Tuban pada Kamis (16/6/2022) siang.
Sejumlah aktivis PMII berorasi secara gantian di depan gedung Pemkab Tuban pada Kamis (16/6/2022) siang. (Foto: Rochim/Tugu Jatim)

TUBAN, Tugujatim.id – Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tuban menggeruduk Kantor Pemerintah daerah setempat pada Kamis (16/6/2022) siang. Mereka melakukan aksi demontrasi menuntut kinerja Bupati dan Wakilnya, Aditya Halindra Faridzky bersama H Riyadi selama setahun ini.

Mahasiswa menilai Lindra-Riyadi belum maksimal selama memimpin setahun ini. Bahkan kerja-kerja politik yang dijanjikan pada saat masa kampanye tak kunjunga ada realisasinya, seperti infrastruktur, perekonomian dan sosial serta pendidikan. Tak pelak, mahasiswa memberikan rapor merah untuk pasangan pemimpin Tuban tersebut.

Ketua Umum PC PMII Tuban, Khoirukum Mimmu’aini, dalam orasinya mengatakan bahwa banyak permasalahan yang belum tuntas selama setahun terakhir. Salah satunya terkait jembatan Glendeng yang tidak jelas statusnya.

Anehnya, Pemda Tuban bisa mengeluarkan anggaran untuk perbaikan jembatan tersebut. Diketahui anggaran APBD 2021 Tuban yang dikeluarkan sebesar Rp 6 miliar. Namun sayangnya, jembatan tersebut hanya bisa dipergunakan sebentar, kemudian ditutup kembali.

“Ini kan musproh, menghabur-haburkan uang rakyat,” ungkap Aini.

Masalah lainnya yang juga disorot adalah infrastruktur jalan masih banyak yang rusak. Namun tak kunjung diperbaiki, hanya dijanjikan akan segera. Padahal, pada saat janji kampanye maupun visi dan misi bupati Lindra infrastruktur menjadi prioritasnya.

Massa aksi membakar baner dan kertas tuntutan sebagai tanda bahwa Bupati Tuban anti kritik. (Foto: Rochim/Tugu Jatim)

Dia mencontohkan dari pengamatan yang dilakukan PC PMII Tuban yaitu di jalan Tapen, Kecamatan Senori penghubung kabupaten yang rusak berat. Kemudian di Desa Belikanget Kecamatan Tambakboyo, serta di Desa Sawahan, Kecamatan Rengel Tuban.

“Di sana kondisi jalannya rusak berat. Bahkan juga ada yang menanami jalannya dengan pohon pisang,” terangnya sambil bertahan di tengah guyuran hujan yang lumayan deras.

Belum lagi masalah perekonomian dan juga Pendidikan. Pihaknya menilai, kinerja pemerintahan harus segera dioptimalisasi agar target pembangunan manusia maupun fisik bisa dilampaui.

“Tapi Bupati rupanya tidak punya nyali untuk ketemu kami. Bagaimana mau diikut sertakan dalam membangun kabupaten kearah lebih baik. Ketemu kami saja tidak berani,” kata mahasiswa IAINI Tuban dengan nada cukup kecewa karena tidak ditemui Bupati.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Endro Budi Sulistyo, Kepala Bapedda dan Litbang, Agung Tri Wibowo dan Kepala Diskominfo dan Persandian, Arif Handoyo, turun menemui para mahasiswa. Mereka melobi para mahasiswa untuk duduk bareng di dalam, namun dibatasi perwakilan saja.

“Mas Bupati di Tuban, sedang melakukan rapat. Sehingga kami didisposisikan untuk menemui jenengam semuanya. Apa yang mejadi tuntutannya,” terang Arif Handoyo.

Para mahasiswa tidak berkenan jika harus ditemui perwakilan. Mereka menginginkan Bupati yang menemuinya, sebagai tanda pemimpin hadir di tengah masyarakat.

Massa aksi membakar baner dan kertas tuntutan di depan kantor Pemkab sebagai wujud bahwa bupati Tuban anti kritik.


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim