News  

Amarah Brawijaya di Universitas Brawijaya

MALANG –Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah Universitas Brawijaya (Amarah Brawijaya) unjuk rasa menuntut keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT), pada Kamis (18/6/2020).
Amarah Brawijaya menuntut adanya keringanan biaya kuliah sebesar 50 persen bagi seluruh mahasiswa aktif dan pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa akhir yang tinggal menempuh tugas akhir, skripsi, tesis, dan untuk mahasiswa yang membutuhkan.
“Kami melakukan hal ini karena hak-hak yang tidak diperoleh selama belajar dari rumah. Faktor lainnya karena orang tua mahasiswa banyak yang terdampak bahkan kehilangan pekerjaan. Mahasiswa hanya ingin keringanan tanpa pengajuan terlebih dahulu,” jelas Humas Amarah Brawijaya, Ragil Ramadhan Adiguna.
Sebelum adanya aksi, sempat viral tagar #Amarahbrawijaya di media sosial Twitter. Pihak mahasiswa yang diwakili oleh EM, BEM dan DPM juga sudah melakukan audiensi dengan pihak rektorat.
“Hasilnya mengecewakan. Apa yang kami diskusikan dengan pihak kampus, opini yang kami tawarkan dilihat dari gambaran lapangan tidak sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan,” imbuh Ragil.
Dia menegaskan, mahasiswa UB membutuhkan adanya kepastian dan ketegasan. Menurutnya, kedua hal itu belum terjawab oleh pihak kampus.
“Karena saat ini kita bukan bicara yang kaya atau miskin. Tapi soal perekonomian yang semuanya terdampak. Respon kampus yang membuat kami tidak puas sampai sekarang,” jelas Ragil.
Para mahasiswa melakukan unjuk rasa dengan berkeliling kampus menuju gerbang veteran Universitas Brawijaya (UB) dan berhenti di depan gedung rektorat. Mereka berorasi dan membawa poster tuntutan dengan menggunakan dresscode hitam dan masker