Minggu, Januari 17, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home News

Mengenal Sosok Anas Kholis, Tunanetra Pertama yang Raih Gelar Doktor dari UIN Malang

Redaksi Penulis Redaksi
Oktober 18, 2020
in News, Pendidikan
Sosok Anas Kholis, Tunanetra Peraih Gelar Doktor Pertama di UIN Malang

Sosok Anas Kholis, tunanetra peraih gelar doktor pertama di UIN Malang. (Foto: FEN)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

Sosok pria bernama Moh Anas Kholis memang layak menjadi suri teladan dan insipirasi. Sebab, meski mengalami kebutaan atau tunanetra, pria asal Lamongan ini mampu meraih gelar doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Bahkan, ia lulus dengan predikat cumlaude.

Ya, Anas Kholis berhasil menyelesaikan pendidikan S3 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Malang dengan judul disertasi Model Pendidikan Fiqih Berwawasan Toleransi dalam Menyikapi Keragaman Mazhab (Studi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo). Dia juga menjadi doktor pertama UIN Malang yang menyandang disabilitas.

Baca Juga: Mau Gaji Aman Hingga Akhir Bulan? Ikuti Langkah-Langkah Berikut ini!

Jatuh bangun Anas untuk bisa mencapai kesuksesan ini tidaklah mudah. Beruntung, Anas mendapatkan banyak dukungan untuk bisa menyelesaikan pendidikannya. Termasuk sang istri, Siti Rohmah, yang setia membacakan buku untuknya.

“Istri saya kerap kali menawarkan berbagai pilihan judul buku untuk dibacakan. Dulu sebelum mata saya tertutup hobi membaca saya bisa saya lakukan secara mandiri, akan tetapi setelah penglihatan saya tertutup harus ditemani sama istri,” ucapnya.

Selain sang istri, orang-orang terdekatnya pun ikut berperan. Baik keluarga, maupun kawan-kawan yang tergabung di Pojok Peradaban Institut yang ia bina. Seperti mengantarkan ke kampus, menyusun disertasi, sampai turut membacakan buku di sela-sela aktivitas sehari-harinya.

Anas Kholis juga harus pandai memanfaatkan teknologi untuk membantu proses penulisan disertasinya. Di antaranya Google Document yang bisa secara otomatis mengetik saat dia berbicara. Ataupun eReader Prestigio, sebuah aplikasi yang bisa membacakan literasi untuknya.

Anas bahkan mendapatkan beasiswa kultural dari sebuah lembaga NGO, Hilmi Foundation yang memang memberikan beasiswa kepada para kaum difabel berprestasi.

Baca Juga: Mau Belanja Aman di Online Shop? Tips-tips Ini Wajib Anda Ketahui!

Sebelumnya, Anas mengungkapkan proses penyusunan disertasinya sejak 2015 itu dilakukan dalam keadaan 50 persen mata terbuka dan 50 persen mata tertutup atau tunanetra.

“Tahun 2018 itu di saat mata saya harus tertutup, saya sempat down. Sempat memilih untuk berhenti karena pada waktu itu fokus untuk pengobatan mata saya, tapi saya berusaha bangkit lagi karena dukungan dari orang-orang disekitar saya,” jelas pria yang kini sudah meraih gelar doktor-nya itu.

Meski demikian, Anas mengaku, kondisinya yang sekarang bukan sebuah kejutan baginya. Sebab, sejak duduk di bangku SMP, dia sudah divonis menderita Retinitis Pigmentosa atau gangguan saraf mata.

“Saya sempat bersedih. Saya berpikir bagaimana masa depan saya nanti. Ketika mata saya tertutup apakah masa depan saya akan tertutup?,” tanyanya.

Meski sempat terpukul, semangat pria kelahiran tahun 1985 ini tak pernah putus untuk menata masa depan. Anas terus berkarya. Hingga sebelum matanya tertutup, diapun sudah melahirkan 11 karya buku dan beberapa publikasi jurnal ilmiah baik dilevel nasional maupun internasional.

“Sebagai seorang yang akan divonis difabel tunanetra, maka saya berfikir bahwa saya harus meninggalkan sejarah sebelum mata saya tertutup. Sejarah apa? Tulisan tentunya, yang efek kebermanfaatannya bisa terus dirasakan oleh generasi-generasi berikutnya sekaligus bisa terus dikenang dan dibaca kendati saya sudah meninggal. Itu artinya bahwa menulis merupakan sebuah karya untuk keabadian,” tutur Anas Kholis.

Kini, doktor bernama Anas Kholis menjadi dosen di Fakultas Syariah UIN Malang, dan turut mengajar Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya.

Dia berharap, karyanya menjadi motivasi bagi para difabel untuk tidak menyerah akan keterbatasan. Sebab dibalik keterbatasan itu, pasti ada potensi yang dapat digali.

Baca Juga: Tips dan Cara Efektif Membangun Komunikasi dengan Anak Sejak Usia Dini

“Apalagi hari ini, dunia dan nasional sudah memberikan space hak konstitusi yang sama bagi temen-temen difabel. Jika dulu di dunia pendidikan ada kaum difabel yang terisolir oleh tembok eksklusivitas SLB , saat ini kaum difabel sudah diberikan ruang secara inklusif di seluruh jenjang pendidikan termasuk jenjang pendidikan doktoral. Bahkan akreditasi suatu lembaga tidak akan mendapatkan akreditasi sempurna jika ia tidak menyediakan fasilitas difabel, sebagai pesan moral bagi para kaum difabel jangan pernah membatasi keterbatasan fisik anda dengan jiwa dan spirit yang terbatas. Teruslah tersenyum dan berlapang dada dengan segala kondisi keterbatasanmu, sebab bisa jadi keterbatasanmu adalah kelebihan yang diberikan Tuhan kepadamu,” tandas Anas Kholis. (fen/gg)

Tags: difabeldoktorkampusKota MalangLamonganmahasiswaMalangtunanetraUINUIN MalanguniversitasUniversitas Islam Negeri
Previous Post

Rekomendasi Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan di Rumah

Next Post

Sinopsis Film The Last Witch Hunter, Kutukan Keabadian Vin Diesel

Next Post
Vin Diesel The Last Witch Hunter poster

Sinopsis Film The Last Witch Hunter, Kutukan Keabadian Vin Diesel

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Banyak manfaat yang bisa diambil dengan membiasakan diri untuk bangun pagi. (Foto: Pixabay)

6 Manfaat Bangun Pagi untuk Lancarkan Rezeki

Januari 17, 2021
Balutan kuno serta klasik membawa pengunjung toko ini seakan bernostalgia menyusuri lorong waktu ke masa tempo dulu. (Foto: BEN/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Toko Riang Dari Masa ke Masa: 70 Tahun Bertahan Dalam Sunyi

Januari 17, 2021
Dandim 0819/Pasuruan Letkol Arh H Burhan Fajari Arfian didampingi Kapolres Kota Pasuruan AKBP Arman. (Foto: Dokumen/Kodim 0819 Pasuruan)

Dandim 0819/Pasuruan Pimpin Langsung Patroli Penerapan PPKM di Pasuruan

Januari 17, 2021
Tampak depan tampilan Toko Riang di kawasan Kayutangan, Kota Malang. (Foto: BEN/Tugu Malang/Tugu Jatim)

Nostalgia Menyusuri Waktu di Toko Riang, Kayutangan, Malang

Januari 17, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Go to mobile version
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications