MALANG, Tugujatim.id – Aksi tuntut keadilan dilakukan ribuan Aremania pasca tragedi Kanjuruhan pada Sabtu lalu (01/10/2022) dilakukan di Alun-Alun Tugu Kota Malang pada Kamis (27/10/2022). Bahkan, ribuan Aremania demo dengan membawa keranda sebagai simbol gugurnya 135 korban Tragedi Kanjuruhan.
Mereka juga membopong beberapa boneka pocong dengan menggemakan salawat. Kemudian meletakkan keranda dan boneka pocong tepat di depan Balai Kota Malang.
Usai melakukan teatrikal, ribuan Aremania menggemakan lagu Bagimu Negeri. Tak ketinggalan, spanduk-spanduk tuntutan atas Tragedi Kanjuruhan juga dibentangkan di tengah aksi.
“Bayar Air Mata Kami dengan Keadilan,” bunyi salah satu spanduk itu.
Salah satu orator aksi yang tidak mau disebutkan namanya kemudian menggemakan beberapa tuntutan. Mereka menuntut aparat penegak hukum untuk memproses 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan seadil-adilnya.
“Kami juga menuntut pertanggungjawaban moral seluruh pengurus PSSI untuk mundur dari jabatan. PSSI harus merevisi regulasi keamanan dan keselamatan penyelenggaraan liga di Indonesia sesuai statuta FIFA dan merevolusi sepak bola nasional,” kata orator itu.
Dia juga menyampaikan tuntutan agar pihak broadcaster atau penyiar pertandingan bisa mengubah jadwal pertandingan yang riskan. Lalu menuntut aparat segera mengadili eksekutor penembak gas air mata Tragedi Kanjuruhan.
“Kami juga menuntut transparasi aparat kepolisian terkait hasil sidang etik penembak gas air mata,” lanjutnya.
Massa juga menolak hasil rekonstruksi Polda Jatim dan meminta rekonstruksi ulang sesuai fakta. Hingga menuntut Badan Intelijen Negara (BIN) merilis kandungan zat gas air mata expired yang digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan.
“Aremania akan terus melakukan aksi jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi,” ujarnya.
Para peserta aksi kemudian meminta Wali Kota Malang Sutiaji menemui mereka. Tak berselang lama, Wali Kota Malang Sutiaji menemui. Dia mengatakan siap mengawal kasus Tragedi Kanjuruhan dan akan meneruskan tuntutan Aremania.
“Siapa pun yang berbuat kejahatan di Bumi Arema pasti akan dihancurkan Tuhan. Dan 135 nyawa tentu juga menuntut keadilan. Kami akan meneruskan tuntutan aksi ini ke pihak-pihak terkait di pusat,” kata Sutiaji.