TUBAN, Tugujatim.id – Harga komoditas cabai di awal tahun 2021 kian mahal. Dijumpau di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tuban, tanaman hortikultura tersebut mengalami kenaikan hingga Rp 15 ribu per kilogramnya.
Salah satu pedagang di Pasar Baru Tuban Khodijah menuturkan, sehari sebelumnya (3/1/2021) harga cabai rawit per kilogram Rp 65 ribu. Namun hari ini (4/1/2021) sudah mencapai Rp75 ribu/kilogram.
“Naiknya mulai pertengahan Desember tahun kemarin (2020, red) sampai awal tahun ini,” kata Khodijah pada Tugu Jatim.
Baca Juga: Buah-Buah Terbaik untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Pihaknya memprediksi kenaikan harga bumbu dapur ini, disebabkan oleh cuaca atau musim penghujan yang mengakibatkan panennya kurang maksimal. Untuk mencukupi kebutuhan konsumen arang ia datangkan, selain dari lokal juga dari Pare dan Kediri.
“Kalau cuaca seperti ini, memang barang cukup sulit,” tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tuban, Agus Wijaya. Mantan Kabag Humas Pemkab Tuban ini menuturkan melonjaknya harga cabai, salah satu faktornya cuaca.
“Memang kondisi panen cabai tidak optimal. Sehingga berpengaruh pada suplai barang,” katanya.
Tercatat data dari Diskoperndag kabupaten setempat, kenaikan juga terjadi di Pasar Bangilan dengan harga cabai rawit Rp 75 ribu/kg, kriting Rp 55 ribu/kg dan cabai biasa seharga Rp50 ribu/kg.
Kemudian Pasar Jatirogo cabai rawit Rp 72 ribu/kg, kriting Rp 52 ribu/kg dan cabai biasa seharga Rp50 ribu/kg. Selain cabai, sayuran juga mengalami kenaikan, seperi tomat dari Rp6 ribu/kg saat ini Rp10 ribu/kg.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Drama Saeguk, Drama Korea Berlatar Belakang Kerajaan
“Selama ini kami pantau perkembangan, karena kondisi terjadi di semua daerah,” terangnya.
Sementara itu, pembeli di Pasar Baru, Sumiah, mengaku mengeluh disetiap harinya harga cabai naik. Sebab, jika kebutuhan pokok semakin mahal berpengaruh dengan pengeluaran yang kian banyak.
Apalagi pihaknya juga pemilik warung. Pastinya modal yang digunakan dengan pendapatan yang ia terima tidak sepadan.
“Ini modal nambah. Namun pendapatan sama,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, ada upya dari pemerintah untuk turun tangan menstabilkan harga sembako, apalagi ditengah di masa pandemi Covid-19 yang kian sulit. (Moch Abdurrochim/gg)