KEDIRI, Tugujatim.id – Banjir Kediri yang melanda berbagai wilayah di Kecamatan Grogol, Kamis (20/01/2022), tak hanya karena faktor hujan deras yang mengguyur selama 6 jam. Tapi, ternyata bencana itu terjadi akibat alih fungsi lahan di Lereng Wilis. Untuk itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana masih melakukan pendalaman atau kajian bencana.
“Saya masih melakukan pendalaman terkait bencana Kediri, biar dinas saja yang komentar lebih lanjut,” ungkap Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang ditemui setelah Apel Siaga Bencana di Lapangan Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Kamis (27/01/2022).
Dia mengatakan, banjir Kediri yang menerjang wilayah di Kecamatan Grogol tersebut akibat hujan deras yang mengguyur selama 6 jam. Sungai pun tidak dapat menampung debit air dari aliran daerah atas Lereng Wilis sehingga meluap ke pemukiman warga. Selain itu, juga terjadi longsor di daerah Desa Kalipang, Kecamatan Grogol.
Untuk menanggulangi bencana banjir terjadi lagi di wilayah tersebut, bupati yang kerap disapa Dhito itu akan menemui bupati Nganjuk. Dia mengatakan, Pemkab Kediri sudah melakukan normalisasi untuk sungai di daerah Kecamatan Grogol tersebut. Namun, dia menambahkan, normalisasi tersebut tidak cukup hanya dilakukan di Kabupaten Kediri saja. Sebab, hilir sungai juga melewati di wilayah Kabupaten Nganjuk.
“Kami sudah normalisasi berkali-kali, Kamis atau Jumat saya akan bertemu dengan bupati Nganjuk. Untuk apa? Sodetan sungai itu sampai ke Kabupaten Nganjuk, jadi kalau melakukan normalisasi harus sampai sana,” ujarnya.
Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Kediri Slamet Turmudi mengatakan, memang ancaman bencana tanah longsor dan banjir ada di beberapa titik di Kabupaten Kediri di Gunung Kelud dan Gunung Wilis. Hal tersebut salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan.
“Ada alih fungsi lahan yang mungkin perlu kami pecahkan bersama solusinya,” ungkanya saat ditemui setelah Apel Siaga Bencana di Lapangan Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kamis (27/01/2022).
Dia menambahkan, untuk mencegah longsor susulan yang terjadi di Desa Kalipang, pihaknya sudah memasang jaring besi untuk menahan tanah. Sedangkan untuk banjir, dia mengatakan, normalisasi sungai yang ada di Grogol tersebut harus dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kediri dan Nganjuk. Sebab, anak Sungai Brantas tersebut muaranya di Kabupaten Nganjuk.
“Nanti Mas Bup (Bupati, red) akan berkoordinasi dengan bupati Nganjuk. Sebab, percuma kalau hanya di hulu saja, tapi juga semuanya sampai hilir,” ujarnya.