TUBAN, Tugujatim.id – Prestasi membanggakan diraih Indarni, siswa Madrasah Aliyah (MA) Ash Shomadiyah Tuban. Dia meraih juara III lomba desain grafis dengan tema Urgensi Pendidikan Karakter melalui Sikap Toleransi sebagai Upaya Menyikapi Heterogenitas pada Generasi Muda. Ajang ini digelar oleh Himpunan Mahasisiwa Pendidikan Sosiolgi (Hima Dilogi) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Indarni satu-satunya peserta dari MA yang mengikuti gelaran tersebut. Sebagian besar peserta adalah mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Dia berhasil mengumpulkan nilai 663, dan mendapatkan juara ketiga. Juara kedua diraih oleh Andika Hendi Erlangga, mahasiswa Universitas Sebelas Maret dengan total poin 707. Sedangkan juara pertama diraih oleh tuan rumah Devy Citasari dengan total nilai 803.
“Alhamdulillah bisa meraih juara III dan membawa nama baik MA Ash Shomadiyah Tuban di kancah Nasional,” kata Indarni.
Indarni mengatakan, dia dan peserta lainnya yang masuk 10 besar mempresentasikan makna dari desain yang dibuatnya kepada dewan juri. Pemaparannya dilakukan secara daring.
“Peserta yang masuk 10 besar, wajib mempresentasikan hasil karyanya ke dewan juri,” ucap siswa yang saat ini duduk di bangku kelas XI tersebut.
Indarni mejelaskan desain yang dia pilih yakni menggambarkan keberagaman Nusantara. Indonesia negara yang terdiri dari banyak pulau dan kaya akan perbedaan seperti agama, suku, ras, bahasa, adat istiadat, dst. Perbedaan tersebut tidak menjadikan masyarakat terpecah belah dengan cara menanamkan pendidikan karakter kepada generasi penerus bangsa.
“Nilai-nilai pendidikan karakter seperti sikap toleransi antar umat beragama, suku, ras harus ditanamkan sejak dini. Sikap toleransi tersebut tertuang pada gambar ilustrasi tentang menyikapi heterogenitas pada generasi muda yang saya buat,” terangnya.
Sedangkan isi dan tujuan gambar ilustrasi tersebut ada masjid sebagai simbol tempat ibadah umat Islam, gereja simbol tempat ibadah umat Kristen dan Katolik, Klenteng tempat ibadah umat Konghucu, Candi Borobudur untuk umat Budha, pure untuk umat Hindu.
Kemudian ada pula gambar masyarakat dari Papua yaitu suku Asmat yang mewakili suku-suku lainnya yang ada di Indonesia, ada biksu, dua pelajar yang berbeda agama, dan presiden di tengah-tengah mereka. Gambar ini bermakna bahwa perbedaan di Indonesia adalah aset negara yang harus kita jaga, rawat dan lestarikan.
“Presiden sebagai kepala pemerintah yang mempunyai wewenang membuat kebijakan harus hadir untuk mengayomi agar perbedaan suku, ras, agama, adat istiadat tidak menjadi sumber konflik,” tandasnya.
Sedangkan, pelajar yang ada pada gambar bermakna bahwa penanaman nilai-nilai karakter harus dilakukan di dunia pendidikan karena sekolah maupun kampus sangat efektif menjadi saranapenyampaian nilai-nilai pendidikan karakter. Gambar burung garuda Pancasila yang ada tulisan “Bhineka Tunggal Ika” bermakna bahwa berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
“Adanya perbedaan Indonesia menjadi lebih indah dan bermakna. Bangga dengan Indonesia. Indonesia itu indah, warna-warni keberagaman pemersatu bangsa. Merdeka!!,” ujarnya.
Menanggapi prestasi tersebut, Guru Sosiologi MA Ash Shomadiyah Tuban, Arim Syahroni, merasa bangga atas prestasi yang diraih oleh anak didiknya. Perempuan yang juga lulusan dari UNY ini berharap semoga ke depan selalu semangat untuk terus berkarya. Sebagai bentuk sikap generasi muda yang berkarakter, kreatif, mandiri, toleran, kerja keras, dan disiplin.
“Saya ucapkan selamat kepada anak ideologis saya, Indarni telah menjadi juara 3 lomba desain. Ini menjadi awal yang bagus untuk mengembangkan potensi dan skil yang telah dimilikinya,” pungkasnya.