MOJOKERTO, Tugujatim.id – Bagi jemaah haji lanjut usia (lansia), ibadah haji tentu menjadi ibadah yang tidak mudah dilakukan. Karena ibadah ini membutuhkan persiapan yang tidak sedikit, baik dari segi materi, mental, dan juga kesehatan fisik.
Terlebih, saat lansia, sering dijumpai menurunnya kesehatan fisik seperti demensia. Dan ternyata, demensia adalah satu dari dua penyakit yang sering dialami oleh jemaah haji lansia.
Dari laman Kementerian Kesehatan RI, fenomena demensia ini sering dialami sejumlah jemaah haji lansia setelah tiba di Tanah Suci. Biasanya, jemaah haji lansia sudah lama mengidap demensia namun gejalanya tidak dikenali oleh keluarganya maupun tenaga kesehatan.

Beberapa contoh jemaah haji lansia mengalami demensia adalah kasus jemaah haji minta pulang meski sedang berada di pesawat terbang, atau ditemukannya kasus jemaah haji lansia yang sudah tiba di Tanah Suci namun menganggap dirinya masih berada di kampung halaman.
Penyakit demensia ini biasanya diikuti dengan beberapa gangguan cara berpikir, seperti disorientasi waktu, disorientasi orang di sekitarnya, termasuk juga disorientasi waktu.
Selain itu, gejala yang umumnya terlihat seperti mudah lupa, utamanya mudah lupa akan kejadian yang baru saja dialami, lalu sulit konsentrasi. Kemudian, sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah berpindah dari kampung halaman lalu menuju embarkasi atau saat terbang menuju Tanah Suci.
Kasi PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) Kemenag Kabupaten Mojokerto, Zainut Tamam mengimbau jemaah haji lansia untuk melakukan tiga hal sebagai pencegahan demensia.
Pertama, jemaah haji lansia hendaknya menjaga kesehatan, seperti istirahat yang cukup sebelum menuju ke Tanah Suci.
Kedua, jemaah haji lansia hendaknya makan dan minum bila memang sudah waktunya.
“Sudah ada pedoman (untuk jam makan dan minum). Demensia itu kan bisa terjadi karena jemaah haji haus atau karena lapar. Kadang juga pas di pesawat jemaah takut makan atau minum, takut buang air kecil dan sebagainya. Maka makan dan minum tepat waktu menjadi salah satu bentuk edukasi,” jelasnya, pada Sabtu (10/6/2023).
Ketiga, jemaah haji lansia hendaknya sering berbicara dengan jemaah haji lainnya. “Jemaah haji yang sepuh (lansia) memang harus sering diajak bicara. Intinya jemaah kalau gak ada yang ngajak ngobrol bisa menjadi stres gitu,” pungkasnya.