PASURUAN, Tugujatim.id – Kemunculan kelompok paham menyimpang dari ajaran Islam di Wonorejo yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu, membuat MUI Kabupaten Pasuruan lebih waspada. Demi mencegah munculnya kembali pemahaman Islam yang salah itu, MUI Kabupaten Pasuruan menggencarkan kegiatan safari dakwah.
Salah satunya diadakan di Pondok Pesantren Assholach Kejeron, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan pada Sabtu (21/05/2022) kemarin.
Dalam kegiatan safari dakwah, Ketua MUI Kabupaten Pasuruan, KH Nurul Huda, bersama Komisi Pendidikan dan Dakwah menyampaikan pesan agar masyarakat mewaspadai ciri-ciri paham keagamaan yang sesat dari ajaran Islam.
“Ada beberapa petunjuk bahwa aliran itu sesat, di antaranya meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i. Mengingkari Rukun Iman dan Rukun Islam dan mengingkari otentisitas atau kebenaran isi Alquran,” ujar Huda.
MUI Kabupaten Pasuruan juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak menafsirkan Alquran sesuka hati tanpa mengikuti kaidah ilmu tafsir. Huda menjelaskan kesalahan dalam memahami tafsir Alquran seperti yang dilakukan kelompok Mahfudijanto (59) bisa mengantarkan pada kesesatan.
“Mereka mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah, dan terakhir mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i,” imbuhnya.
Selaim mengedukasi terkait bahaya paham-paham aliran menyimpang, MUI Kabupaten Pasuruan juga membahas terkait pentingnya kesadaran akan produk makanan halal dan pendidikan Islam di era digital.
“Tujuan utamanya menyampaikan pesan-pesan Islam. Termasuk agar mereka peduli tentang makanan apa saja yang boleh dikonsumsi dan menyikapi isu plus minus pendidikan di era digital,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim