Oleh: Tim penulis KKM UIN Malang
MALANG, Tugujatim.id – Mahasiswa sebagai ujung tombak pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak lepas dari semua kegiatan yang bersifat sosial. Salah satu dharma yang harus dijalankan adalah “Pengabdian Masyarakat”. Dalam rangka melaksanakan pengabdian masyarakat, kampus menggalakkan program yang dikenal sebagai Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). Itulah yang dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Pada pelaksanaan KKM kali ini terasa sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana pada tahun ini terjadi pandemi Covid-19. Berdasarkan hal itu, program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun ini dilakukan di daerah atau dari rumah masing-masing (KKM-DR).
Adapun tema yang dipilih adalah “Moderasi Beragama & Peningkatan Ekonomis Masyarkat Pasca Pandemi”. Namun, tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan hal di atas maka kami sekelompok memutuskan untuk melaksanakan KKM di berbagai daerah, hal ini dikarenakan beberapa dari kami ada yang bertempat tinggal jauh dari tempat yang ditentukan dari awal. Sehingga langkah terbaik adalah membebaskan untuk memilih daerah masing-masing.
Kegiatan pertama bertempat di kota Nganjuk lebih tepatnya di kecamatan Ploso Nganjuk. Kegiatan pertama KKM diawali dengan melakukan pembukaan, yaitu perkenalan serta memberitahukan tujuan kami KKM di Desa Ploso.
Kami disambut baik oleh Kepala Kelurahan Ploso dan perangkat desa lainnya, beliau semua merasa senang dengan datangnya kami di kelurahannya. Kemudian, pak lurah memberikan arahan kepada kami supaya pihak masyarakat tahu bahwa mahasiswa UIN Malang sedang melakukan KKM. Acara berlangsung dengan lancar dan resmi dibuka untuk satu bulan kedepan dengan memotong pita secara simbolis.
Pada hari setelahnya, kami selaku mahasiswa yang mengabdi mulai melakukan program kerja kami. Salah satunya adalah adalah “Jumat Bersih dan Jumat Berkah” di mana setiap hari Jumat secara bergantian, kami membagikan makanan dengan target adalah tukang becak, tukang bersih-bersih, dan orang yang membutuhkan lainnya.
Sedangkan, untuk Jumat Bersih, kami mengajak masyarakat kelurahan Ploso untuk melakukan kerja bakti pada pagi hari setiap 2 minggu sekali. Misalnya, membersihkan selokan, mencabut rumput liar di sekitar rumah warga, dan membuang sampah di TPS terdekat.
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar lingkungan tetap bersih dan terjaga. Kami juga membagikan masker untuk orang masyarakat sekitar. Tujuan dari pembagian masker ini adalah upaya kami dalam mengurangi jumlah orang yang terkena Covid-19 yang mana menjadi masalah utama dalam kegiatan bersosial saat ini.
Kami juga memberi imbauan kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker dan menjaga jarak ketika sedang berada di luar rumah. Selain itu kami juga melakukan beberapa kegiatan seperti mengajar TPQ setiap sore serta mengajar bimbingan belajar untuk anak – anak sekitar daerah Ploso.
Karena KKM kami bertepatan dengan hari sejuta pohon yaitu pada tanggal 10 Januari, maka dengan ini kami berinisiatif untuk turut meramaikan dengan membuat tempat sampah sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan.
Proses pembuatan tempat sampah ini membutuhkan waktu sekitar 2 minggu dengan menggunakan kayu bekas mebel dari warga sekitar. Kayu ini bisa kami olah dengan menjadi tempat sampah yang cukup besar.
Ketika proses pembuatan, kami juga menggunakan alat dan bahan pertukangan sederhana seperti gergaji, palu, paku, cat, dan pylox. Langkah pertama dalam membuat tempat sampah ini ini adalah memotong kayu untuk digunakan sebagai kerangka tempat sampah.
Kemudian untuk penutup kerangka, kami menggunakan kayu papan yang sudah diamplas permukaannya. Selanjutnya adalah melakukan pengecatan tempat sampah ini dan memberi identitas bertuliskan KKM-DR UIN MALANG 2021/2022 dengan menggunakan pylox.
Jumlah tempat sampah yang kami hasilkan selama lebih kurang 2 minggu adalah 11 tempat sampah. Setelah proses pengeringan selesai, kami menempatkan tempat sampah ini di rumah-rumah warga dalam gang yang berdekatan dengan sungai.
Di lain tempat, kami mahasiswa yang bertempat di desa Sumberpucung mulai mengerjakan program kerja kami sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Program kerja kami lakukan bertepatan pada tanggal 8 Januari.
Dalam hal ini anggota KKM-DR Sumberpucung berkolaborasi dengan salah satu warga yang ahli dalam bidang batik, dia akrab dipanggil dengan sapaan mbak Lilik. Dia merupakan salah satu orang yang berpengaruh di daerah tersebut karena sangat aktif di berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan sekaligus juga menjadi mentor dalam bidang membatik.
Dia sudah mengisi di perbagai pelatihan membatik yang telah diadakan di berbagai wilayah dan juga di berbagai seminar. Juga memproduksi dan mendistribusikan alat-alat yang digunakan untuk membatik, seperti canting, wajan, saringan, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKM-DR Sumberpucung mengambil sasaran kelas 5 dan kelas 6 di SDN 08 Sumberpucung. Hari sebelum diadakannya pelatihan membatik di SDN 08 Sumberpucung, mahasiswa KKM-DR berlatih secara mandiri agar memberikan hasil yang maksimal ketika mengadakan pelatihan di sekolah dasar dan tidak hanya bergantung kepada satu mentor saja.
Dengan inisiatif tersebut, mahasiswa KKM-DR Sumberpucung akan mengenalkan satu jenis batik dengan tiga macam cara pembuatan yang berbeda. Seperti yang telah diketahui bahwasannya jenis dan macam dari batik di Indonesia sangatlah beragam dan bervariasi begitupun dengan teknik pembuatannya.
Jika hanya mengenalkan satu macam cara pembuatan saja dirasa masih kurang. Hal itu yang melatarbelakangi mahasiswa KKM-DR Sumberpucung untuk mengenalkan batik shibori dengan tiga macam teknik pembuatan, yaitu teknik jumputan, teknik lipat, dan teknik smoke.
Semua siswa-siswi kelas 5 dan kelas 6 SDN 08 Sumberpucung dijadikan dalam satu kelas dan dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Kelompok satu dan dua mempraktekkan teknik jumputan, kelompok tiga dan empat mempraktikkan teknik lipat, kelompok lima dan enam mempraktikkan teknik smoke.
Tiap kelompok terdiri dari tiga hingga empat siswa yang berbagi tugas dan saling membantu untuk menghasilkan batik yang indah. Tahap pertama, mentor akan menjelaskan secara singkat terkait batik yang akan dibuat dan mempraktikkan di depan, lalu tiap kelompok dibagikan 1 lembar kain untuk dikerjakan secara bersama.
Setelah semua teknik diselesaikan, proses selanjutnya yaitu pewarnaan sesuai keinginan masing-masing tiap kelompok. Tahap finishing dalam proses membatik yakni penjemuran. Dan batik sudah siap digunakan.
Di lain waktu serta di lain tempat, kami yang melakukan pengabdian di desa Karangploso melakukan beberapa kegiatan. Salah satunya adalah upaya kami memajukan pendidikan disana terlebih pendidikan di bidang agama.
Ustaz Anwar sebagai satu-satunya orang yang menjadi pengajar bagi santrinya menuturkan bahwa semakin zaman berkembang ini keinginan anak-anak untuk mengaji semakin rendah, dan beliau hanya bisa masuk melalui orangtua wali murid untuk tetap menyuruh anaknya mengaji.
Metode pengajaran yang diterapkan juga masih sangat tradisional, di mana beliau masih tetap menginginkan Roudhotul Falaq ini hanya sebagai majelis pembelajaran agama, tidak legal seperti TPQ lainnya. Kami juga sangat menyadari perjuangan Ustaz Anwar dalam membangun majelis ini mulai dari awal sampai sekarang, berdasarkan penuturan beliau.
Dari sini kami mulai menyusun strategi dalam pembelajaran yang mungkin dapat dikatakan seadanya dan sebisanya dengan sedikit bekal yang kami dapat dari pondok dulu. Ngaji yang dimulai setelah jamaah salat ashar diawali dengan belajar membaca huruf hijaiyyah dengan kitab Iqra’ dan setelah semua selesai membaca di sini kami mulai berimprove dengan menuliskan hadis-hadis pendek, dan juga pepatah-pepatah Arab yang berkaitan dengan ilmu dan akhlak.
Mengajar anak usia dini memang bukanlah perkara mudah, dibutuhkan ketelatenan dan keikhlasan dalam mendidik anak, terutama dalam urusan agama. Sebagai kenang-kenangan dari kami kepada majelis Roudhotul Falaq, kami memberikan papan tulis WhiteBoard dan meja kecil yang merupakan jerih payah kami sendiri dalam pembuatannya.
Dan, melalui hal tersebut, semoga mampu menjadi kebermanfaatan dan semoga santri-santri semakin rajin dan giat dalam mengaji. Ilmu dan bakti kuberikan, adil dan makmur kuperjuangkan.
Pada kelompok KKM terakhir yang bertempat di Desa Bulupitu, dengan fokus membangun literasi pasca pandemi. Kami mengambil fokus pada bidang ini dikarenakan pandemi yang datang secara tiba-tiba menyebabkan sebagian besar anak – anak yang seharusnya bisa mengecap bangku pendidikan terpaksa berdiam diri dalam rumah.
Berdasarkan fenomena ini kami menyadari banyak yang terdampak terlebih lagi dalam pendidikan, karena banyaknya pemakaian smartphone sebagai alat penunjang pendidikan tidak dimanfaatkan dengan optimal. Tentu saja permasalahan seperti ini bukanlah permasalahan personal melainkan kita sebagai mahluk sosial tentu memiliki andil juga dalam memajukan pendidikan meskipun dalam keadaan pandemi ini.
Maka dari itu kami berinisiatif untuk Dengan mendatangi berbagai sekolah mulai dari TK,SD sampai SMP, sehingga kami sebagai mahasiswa yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dapat terjun langsung untuk membantu proses pembelajaran Salah satu metode yang digunakan adalah belajar sambil bermain agar siswa tidak mudah bosan saat menerima pelajaran di kelas.
Contohnya di PAUD Roudhotut Tholibin kami menyiapkan bahan ajar dengan kemasan yang menarik. Selain membaca, menulis dan bernyanyi, kami menambahkan pembelajaran mencocok gambar, bermain kata, menebak gambar dan lain-lain.
Untuk mengoptimalkan kegiatan ini Peserta KKM-DR membuka pelatihan Komputer terhadap guru-guru dengan tujuan agar para pendidik mampu memberikan pelayanan baik manual maupun secara digital. Pelatihan yang diberikan antara lain: Pengenalan Komputer, Pengoperasian Mc. Word, Mc. Exel, Power Point dll.
Selain Kegiatan belajar-mengajar di PAUD Roudhotut Tholibin, Peserta KKM-DR juga terjun di Sekolah Dasar Desa Bulupitu. Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang ada di desa tersebut. Peserta didik berjumlah kurang lebih 100 Siswa dari kelas 1-6 dengan mayoritas adalah perempuan. Sekitar empat orang tenaga pengajar dibutuhkan untuk membantu guru-guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar.
Selain membantu proses kegiatan belajar-mengajar, kami diminta untuk membuka bimbingan belajar terhadap siswa yang di delegasikan untuk lomba Cerdas Cermat. Bimbingan Belajar ini dilaksanakan sepulang sekolah bersama tutor dari Anggota KKM-DR UIN Malang.
Selain Pendidikan Umum anggota KKM-DR kami juga mengunjungi Pendidikan berbasis Islam, Seperti MI dan MTS. Instansi ini direkomendasikan langsung oleh Kepala Desa yang sekaligus seorang Guru di Sekolah tersebut.
Dengan ini, kami selaku dosen dan mahasiswa yang mempunyai andil besar serta diharapkan kontribusinya untuk memajukan segala bidang, penuh harap apa yang kita lakukan bisa berdampak, meskipun kami sadari dampak yang kami berikan belum sebesar apa yang diberikan oleh orang – orang sebelum kami pun juga orang – orang akan datang setelah kami.