MALANG, Tugujatim.id – Luar biasa! Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) sukses menyelenggarakan workshop jurnalistik di Gedung A UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis siang (04/08/2022). Tentunya, kesuksesan acara bertema “Mewujudkan Informasi dan Komunikasi yang Aktual dan Objektif” itu terlihat dari keberhasilan 35 mahasiswa menulis karya jurnalistik secara langsung.
Workshop jurnalistik ini berlangsung santai tapi serius dengan menghadirkan narasumber Redaktur Tugujatim.id Dwi Lindawati. Sebelum workshop dimulai, Ketua HMPS PAI UIN Maliki Malang Dzikri Dinikal Arsy memberikan sambutannya. Dia berharap dengan adanya pelatihan ini bisa membekali mahasiswa HMPS PAI untuk giat menulis secara informatif dan kredibel, khususnya untuk menulis berita.

“Saya berharap pelatihan ini membuat mahasiswa lebih produktif dengan menulis berita yang informatif, kredibel, dan tentunya aktual dan objektif seperti tema yang kami angkat pada hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Redaktur Tugujatim.id Dwi Lindawati dalam penyampaian materi begitu ekspresif sehingga seluruh peserta antusias ketika mengikuti workshop jurnalistik tersebut. Linda, sapaan akrabnya, memberikan ilmu dasar jurnalistik. Mulai dari bagaimana cara wawancara dan menulis berita dengan baik dan benar sesuai kode etik jurnalistik.

Mantan copy editor di Jawa Pos Radar Malang ini juga mengatakan, wartawan itu punya senjata. Yaitu membawa notebook (buku catatan) dan alat perekam. Tujuannya untuk mengumpulkan data di lapangan bersama narasumber ketika wawancara secara langsung. Selain itu, juga ini salah satu cara meminimalisasi hilangnya data yang sudah dikumpulkan jika alat perekam mengalami error.
“Ya, seorang wartawan itu penting membawa notebook untuk mencatat data yang terkumpul di lapangan, itu salah satu senjatanya selain alat perekam. Tujuannya untuk meminimalisasi jika ada yang error dalam alat perekamnya,” ujar perempuan asli Kota Malang ini.

Kendala lain seorang wartawan, menurut dia, perlu mental yang kuat apalagi saat wawancara dengan narasumber. Terkadang wartawan pemula tiba-tiba nge-blank ketika bertemu dengan narasumber secara langsung. Bahkan, semua pertanyaan yang telah disiapkan hilang begitu saja dan menjadi kurang fokus.
“Menjadi wartawan juga harus kuat mental agar tidak down dan nge-blank ketika mewawancarai narasumber. Jadi mentalnya harus kuat,” ungkapnya.

Dalam workshop jurnalistik itu, mahasiswa PAI juga dibekali pengetahuan soal kepenulisan berita. Mulai dari Straight News, Hard News, hingga Features. Dalam penyajiannya, tentunya harus berdasarkan fakta di lapangan, jangan sampai berdasarkan opini penulis atau wartawan itu sendiri. Sebab, tulisan itu harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
“Boleh ditambahi bumbu-bumbu dalam tulisan dengan pemakaian diksi yang menarik, tapi tetap kredibel dan sesuai fakta di lapangan,” imbuhnya.

Pelatihan ini pun dikemas secara fun dengan membuat challenge kepada puluhan mahasiswa PAI untuk menjadi jurnalis dadakan. Mereka diberikan data di lapangan dan mengemasnya dalam sebuah berita yang menarik.
Hasil penulisan berita dipresentasikan di hadapan peserta lainnya. Antusias para peserta justru bertambah semangat karena merasa tertantang.
Bahkan, 6 peserta yang terpilih mempresentasikan tulisannya, dinilai langsung oleh Linda dan peserta lainnya. Perempuan sekaligus seniman itu mengapresiasi antusias dan kerja keras para peserta yang sudah berani menunjukkan skill-nya dalam membuat berita.
“Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang sudah berani maju (presentasi) dan siap dinilai oleh peserta lain. Jangan baper ya,” ujarnya dengan nada bercanda.

Usai mendapatkan materi jadi jurnalis, salah satu peserta bernama Azida Nur Rohmah mengatakan, sangat excited dengan diadakannya workshop ini. Selain mendapatkan ilmu, dia mengatakan, senang bisa langsung praktik membuat berita.
“Saya sangat excited dengan diadakannya workshop jurnalistik ini. Jadi tahu ilmu-ilmu jurnalistik. Apalagi para peserta diajak praktik membuat berita,” ujar CO Divisi Intelektual itu.
Dia juga mengatakan, pelatihan ini sangat membantu para pengurus PAI UIN Malang ke depannya untuk membuat berita acara di setiap ada event. Harapannya, semoga bisa terealisasi seperti media online nantinya.
“Pelatihan ini sangat membantu mengembangkan skill mahasiswa PAI UIN ke depannya. Pemateri juga sangat memotivasi kami (para peserta, red) agar semua bisa berkarya dan bermanfaat bagi sesama,” kata dara manis ini.

Senada dengan Azida Nur Rohmah, peserta lainnya Danang Adi Surya mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini luar biasa, sangat informatif, dan dikemas dengan sangat baik. Dia juga berpendapat pematerinya juga keren banget dan kegiatannya seru.
“Jujur saya pribadi banyak mendapatkan pelajaran dan wawasan berharga tentang dunia jurnalistik. Selain dikemas dengan seru, ini luar biasa karena informatif banget,” ujar master of ceremony acara yang juga anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) itu.
Dia berharap semoga ke depannya kegiatan workshop ini terus berkembang dan terus digalakkan sehingga dunia jurnalistik bisa dikenal lebih mendalam oleh ruang lingkup yang lebih luas, khususnya oleh kalangan mahasiswa.
“Semoga workshop jurnalistik seperti ini sering dilakukan di kalangan mahasiswa agar menambah wawasan ke depannya,” ujarnya dengan tersenyum ramah.
Dalam sesi foto bersama di akhir acara, Linda berharap semangat peserta workshop tidak hanya pada pertemuan hari ini saja, tapi harus semangat dan bisa menghasilkan karya jurnalistik ke depannya.
*Penulis adalah peserta workshop jurnalistik dan mahasiswa PAI UIN Malang.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim