SURABAYA, Tugujatim.id – Bukan kali pertama agenda Cross Culture International Folk Art digelar di Surabaya, Jawa Timur. Terhitung sudah 14 kali meski sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19.
Perhelatan yang menggandeng beberapa negara dan daerah ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata yang berkolaborasi dengan International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) Indonesia di bawah naungan UNESCO.
Representatif CIOFF Indonesia, Ratu Nabila mengungkapkan, Surabaya memiliki kesiapan yang matang dibanding daerah lain setiap penyelenggaraan Cross Culture sehingga menjadi alasan mengapa Kota Pahlawan konsisten dipilih sebagai lokasi Cross Culture International Folk Art.
“Surabaya dipilih lagi karena Surabaya paling siap. Dari beberapa festival yang sudah kita laksanakan seperti di Sulawesi, Kalimantan, sudah pernah kita lakukan dan Surabaya paling siap,” katanya, pada Minggu (16/7/2023).
“Pemkotnya juga support sekali, kemudian organizernya luar biasa. Tadi juga peserta yang dua kali, tiga kali (terlibat di Cross Culture) mereka sangat menantikan di Surabaya karena paling organize dan nyaman. Dan kotanya banyak yang bisa dilihat,” imbuhnya.
Mengingat penyelenggaraan ini merupakan bagian dari program UNESCO, pihaknya sebelumnya telah melakukan proses seleksi terkait lokasi dan juga peserta yang terlibat. baik dari luar negeri maupun lokal (daerah di Indonesia).
“Kita bisanya proses kirim undangan ke seluruh negara-negara di dunia, kemudian nanti kita seleksi negara mana yang bisa masuk ke sini. Kita harus memastikan bahwa peserta yang hadir di festival ini adalah yang terbaik dan bisa menampilkan tarian serta musik mewakilkan negara masing-masing dengan kualitas terbaik,” ujarnya.
Ia berharap meski sempat tiga tahun vakum karena pandemi, Surabaya Cross Culture International Folk Art selama 16-20 Juli 2023 ini dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya dan menjadi asupan pengetahuan mengenai budaya luar negeri dan luar daerah.
“Tentunya kami berharap tahun ini bisa menjadi sebuah perhelatan yang meriah seperti tahun sebelumnya sebelum pandemi. Jadi banyak warga yang bisa melihat dan menjadi diplomasi pariwisata melalui kesenian,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti