SURABAYA, Tugujatim.id – Fadly Satrianto (28), co-pilot NAM Air yang turut jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu dalam penerbangan Jakarta-Pontianak pada Sabtu (09/01/2021) sebenarnya dijadwalkan untuk membawa pesawat NAM Air dari Pontianak.
Namun sayang, pesawat yang ia tumpangi, SJ-182 yang mestinya terbang pukul 14.14 WIB dan mendarat 15.50 WIB, hilang kontak, jatuh, dan tak pernah sampai tujuan.
Senin (11/01/2021) masih berjalan proses evakuasi dan identifikasi yang dilakukan Basarnas, NAM Air, TNI, Polri dan seluruh tim yang bertugas di lapangan. Belum ada kabar terbaru mengenai Fadly Satrianto untuk keluarga. Rumah duka Fadly Satrianto di Jl. Tanjung 72A Surabaya dipenuhi sendu. Kerabat, saudara, teman dan pewarta datang, karangan bunga menghiasi depan pagar.
Sumarzen Marzuki, ayah Fadly Satrianto, sosok yang tabah dan kuat. Kendati diterpa cobaan, Sumarzen ‘masih’ memiliki tenaga untuk menjamu kerabat, saudara, teman, bahkan pewarta yang datang ke rumah untuk ikut belasungkawa. Wajahnya terlihat mendung, penuh haru, harap dan cemas menunggu kabar terbaru dari NAM Air, Basarnas, semua tim evakuasi dan identifikasi Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu.
“Putra saya kerja di NAM Air (sebagai co-pilot, red), ditugaskan NAM Air untuk bawa pesawat dari Pontianak ke tempat lain. Untuk kondisi saya dan keluarga saat ini alhamdulillah sehat (sambil menunggu kabar terbaru dari NAM Air mengenai evakuasi dan identifikasi, red),” jelas Sumarzen pada pewarta Tugu Jatim di rumah kediaman Jl. Tanjung Pinang 72A Surabaya, Senin (11/01/2021), pukul 11.30 WIB.
Pandemi COVID-19, Keluarga Korban Putuskan Tunggu Kabar dari Surabaya
Tempo waktu, Minggu (10/01), Sumarzen diminta pihak NAM Air untuk datang ke Jakarta, sebagai upaya pengambilan data hereditas dari ayah dan ibu, untuk membantu identifikasi tragedi Sriwijaya Air SJ-182 tersebut. Namun, Sumarzen belum bisa hadir, lantaran situasi COVID-19 dan pertimbangan lainnya.
“Kami putuskan untuk sementara waktu di Surabaya. Namun data-data yang diperlukan Basarnas, kami siapkan di Surabaya, sudah lengkap semua. Data DNA saya dan ibunya, pagi tadi inshaallah data sudah dibantu kirim oleh NAM Air ke Jakarta,” jelas Sumarzen pada Tugu Jatim, sembari duduk di kursi depan garasi rumah.
Kelurga Siapkan DNA untuk Keperluan Identifikasi
Menurut penjelasan Sumarzen, data yang diperlukan itu seperti DNA ayah dan ibu, swab test, ijazah korban, identitas dan dokumen lain yang penting dan berkaitan untuk membantu proses identifikasi Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak di Kepulauan Seribu pada Sabtu (09/01), pukul 14.40 WIB tenpo waktu.
Fadly Satrianto pada penerbangan Jakarta-Pontianak merupakan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Karena saat sampai di Pontianak, Fadly akan ditugaskan NAM Air membawa pesawat ke tempat lainnya. Tutur Sumarzen, pada Sabtu (09/01) pukul 07.00 WIB, Fadly sempat memberi kabar pada orang tua saat akan terbang dari satu lokasi ke lokasi lain.
Fadly Satrianto Baru Bergabung dengan NAM Air 3 Tahun
“Fadly anak ketiga, anak paling kecil. Dia gabung dengan NAM Air sudah 3 tahun, sebelum itu dia kuliah penerbangan ikut pendidikan pilot di Bangka Belitung. Setelah tamat dari sana, jadi co-pilot di NAM Air. Kami dapat kiriman data langsung dari NAM Air (mengenai tragedi terkait, red), Sriwijaya Air dengan NAM Air itu satu grup,” jelas Sumarzen dengan wajah sembab, walau tertutup masker yang ia kenakan, sesekali dibuka saat menjawab pertanyaan pewarta.
Semua keperluan identifikasi sudah ditangani oleh NAM Air. Untuk saat ini, semua proses lancar dan tidak ada kendala. Mulai dari pengambilan data DNA ayah dan ibu di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya sampai proses pengiriman data tersebut ke Jakarta.
“Saya ucapkan terima kasih untuk semua tim yang membantu proses pencarian, evakuasi dan identifikasi. Seperti Basarnas, NAM Air, TNI, Polri, dan lain-lain. Harapan kami, semoga ada mukjizat dari Allah Swt (untuk keluarga dan Fadly Satrianto, red),” jelas Sumarzen pada Tugu Jatim dengan penuh harapan, Senin (11/01/2021), pukul 11.45 WIB.
Sejak 2015, Fadly Satrianto sudah tinggal di Jakarta untuk menjalankan tugasnya sebagai co-pilot. Pulang ke Surabaya hanya ketika tujuan terbang transit di Surabaya, biasanya Fadly menginap di Hotel. Lalu, keluarga mendatangi Fadly untuk berjumpa. Sekitar 2 minggu lalu, keluarga terakhir bertemu Fadly Satrianto, sebelum akhirnya pada Sabtu (09/01) mendapat kabar mengharukan dari Sriwijaya Air SJ-182. (Rangga Aji/gg)