CHINA, Tugujatim.id – Dalam waktu dekat China dihantam dua bencana alam besar. Pada Rabu (21/7/2021) provinsi Henan dilanda banjir bandang yang menyebabkan kerugian besar dan sejumlah orang tewas.
Kemudian pada Minggu (25/7/2021) China timur dihajar Topan In-Fa. Topan ini terjadi di kota Zhoushan. Dilaporkan oleh Detik News, angin dengan kecepatan 137 kilometer per jam tersebut merobohkan sekitar 30.000 pohon dan 268 papan reklame. Akibat hal ini jalur lalu lintas baik darat maupun laut ditangguhkan.
Dengan dua bencana besar ini, pemerintah China menyatakan siap beradaptasi dengan perubahan cuaca ekstrim. Untuk mewujudkan langkah pencegahan ini, pemerintah China telah menggelar kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam menanggulangi perubahan iklim.
Kerjasama dua negara resmi digelar pada pertemuan tingkat tinggi di Sanghai oleh utusan masing-masing negara. Kedua belah pihak telah menyatakan bersama bahwa krisis ini harus ditangani secara serius.
Dalam hal ini presiden AS, Joe Biden, memilih kebijakan yang berbeda soal perubahan iklim dibanding pendahulunya, Donald Trump.
Dua negara raksasa itu sepakat mengatasi tingkat emisi karbon. Namun begitu keduanya tetap mempertahankan sikap tegas mengenai masalah lain yang terjadai antara kedua negara. Hal ini sebagaimana Dikutip dari CNN Indonesia.
Perlu diketahui, bahwa pertumbuhan China selama empat dekade terakhir dalam membangun kota-kota terjadi sangat pesat. Kini kota-kota itu harus bersiap menghadapi tantangan baru, yaitu perubahan cuaca ekstrim yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Tantangan ini menjadi hal yang serius bagi China, terlebih salah satu negeri Asia timur itu sedang memulai transformasi ekonominya yang luar biasa. Begitu juga dengan arus urbanisasi yang cepat dalam beberapa waktu terakhir.