MALANG, Tugujatim.id – Tugas seorang dosen rupanya bukan sekadar mendidik. Tapi, juga memantik pengalaman dan cara berpikir kreatif mahasiswa yang berujung pada perubahan perilaku secara permanen.
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) sekaligus Board of Business Coach Ilhammudin Nukman dalam “Lecturer Coaching Movement” yang diperuntukkan bagi dosen di seluruh Wilayah Jawa Timur secara virtual Zoom, Minggu (28/02/2021).
“Belajar adalah proses sistematis dan memperkaya pengalaman yang ada sebagai intervensi akan menghasilkan perubahan, terutama untuk peserta didik yang dalam hal ini adalah mahasiswa,” kata dia dalam acara yang digelar oleh PT Paragon Technology and Innovation (PTI), salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Paragon membawahi sejumlah brand, di antaranya Wardah, Emina, Make Over, Putri, dan Kahf.
Menurut Ilham, sejatinya prinsip dasar coaching adalah paham bahwa setiap orang harus tumbuh, berubah, maupun meningkatkan kualitas diri.
“Coaching bisa menjadi strategi di perguruan tinggi (PT) mendorong pertumbuhan. Dan sebenarnya hal tersebut sudah sering kali kami (para dosen) lakukan. Mulai membimbing skripsi, ngajar, menjadi pembimbing UKM, dan lain-lainnya. Hanya saja, kami belum sadar telah melakukannya,” sambungnya.
Selain itu, dia menyebut ada tiga hambatan yang membuat proses belajar mahasiswa menjadi tidak efektif. Yakni, tidak punya alasan, tidak tahu caranya, dan ada hambatan itu sendiri.
“Hambatan ini bisa kami bantu melalui strategi pendekatan melalui coaching. Semua hambatan dalam proses belajar perlu mendapatkan perhatian, dukungan, dan intervensi,” jelas Ilham.
Bentuk intervensi tersebut di antaranya, teaching, training, dan consulting. Harapannya dapat mendorong perubahan yang lebih baik dan berkualitas.
“Fungsi dosen bukan sekadar mengajar, mendidik, maupun mendampingi secara berkelanjutan. Namun, mereka juga menggali ide-ide yang luar biasa dari mahasiswa. Sebab, inovasi itu takkan muncul jika tidak ada dosen yang jadi coach untuk mahasiswanya,” tegasnya.
Pun dengan adanya kurikulum kampus merdeka dinilai dapat membuka kesempatan para dosen sebagai coach menjadi lebih besar.
“Kesimpulannya, coaching adalah seni memberikan pertanyaan yang bisa memberikan pertanyaan provokasi dengan jawaban yang luar biasa dari mahasiswa. Hingga pada akhirnya kami mendorong mahasiswa untuk memilih keputusan,” tandasnya.
Untuk diketahui, acara yang digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom bertajuk “Becoming Meaningful and High Performance Educators” ini menghadirkan narasumber yang luar biasa. Mereka adalah Chief Executive Officer PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat, Talent Advisor Corporate Coach and Psikolog PT Paragon Technology and Innovation Tanti Mantily Dewi, Talent Advisor Corporate Coach and Leadership Communication Coach PT Paragon Technology and Innovation Adam Amrullah, serta dosen Psikologi FISIP Universitas Brawijaya (UB) Board of Business Coach Ilhamuddin Nukman. (fen/ln)