MALANG, Tugujatim.id – SAMEP Program Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) diwujudkan melalui Workshop Entrepreneurship, Pengelolaan Keuangan, dan Batik Ecoprint untuk mahasiswa internasional di Lantai 1, Senin-Selasa (17-18/07/2023). Workshop ini menghadirkan salah satu alumnus FEB Unisma yang sukses menjadi desainer fashion batik Ecoprint dengan merk Danita Homemade. Dialah Pujidanita.
Untuk diketahui, SAMEP Program FEB Unisma jadi wadah bagi alumnus untuk memberikan bimbingan dan mentoring kepada mahasiswa maupun calon lulusan. Tujuannya agar mereka siap menghadapi dunia kerja.
Program SAMEP saat ini lebih focus pada program entrepreneurship yang jadi andalan dalam implementasi entrepreneur university dengan menghadirkan Pujidanita, salah satu alumnus FEB Unisma yang sukses menjadi desainer fashion batik Ecoprint.
Dia menyampaikan materi untuk pemanfaatan sampah daun sebagai media batik ecoprint. Workshop selama 2 hari ini berisi materi tentang entrepreneuship dalam konteks global, manajemen UMKM dan pengelolaan keuangan, serta workshop batik ecoprint. Acara berlangsung diikuti 30 peserta mahasiswa dari berbagai negara. Mulai dari Uzbekistan, Sudan, Libya, Timor Leste, Brunei Darussalam, Thailand, dan Indonesia.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi mengatakan secara global, UMKM berkontribusi 50% pada perekonomian dan di Indonesia kontribusinya mencapai 60% pada produk domestik bruto (PDB). Buktinya, dia mengatakan, peran UMKM membuat pertumbuhan trade finance sebesar 16% pada saat pandemi dan diperkirakan akan terus meningkat.
Berdasarkan proyeksi Organisasi Buruh Internasional (ILO), pasca pandemic Covid-19 tingkat pengangguran global bisa mencapai 207 juta orang pada 2022 atau 21 juta orang lebih banyak daripada 2019.
“Karena itu, sangat penting mendorong perekonomian global maupun nasional untuk menggerakkan masyarakat melalui sektor UMKM. Butuh kerja sama untuk menciptakan lapangan kerja baru. Keberpihakan dan inovasi juga penting agar tercipta lapangan kerja yang lebih banyak,” tutur Diana.
Dia menekankan perlunya para generasi muda diberikan bekal skill entrepreneurship untuk mempersiapkan diri menjadi entrepreneur tangguh agar menciptakan inovasi, mengingat jumlah entrepreneur di Indonesia masih tergolong rendah yakni di bawah 5%.
“Workshop Batik Ecoprint sangat penting sebagai upaya mendukung environment sustainability, mengingat pentingnya mencegah dan menyelamatkan kerusakan lingkungan. Salah satunya memanfaatkan sampah daun yang memiliki potensi vegetasi sangat beragam sehingga menjadi modal utama dalam pengembangan bisnis melalui batik ecoprint kepada mahasiswa asing. Harapannya bisa dijadikan upaya penyelamatan lingkungan sembari membuka ide bisnis baru bagi milenial dan mengembangkan potensi batik ini di negara masing-masing,” katanya.
Sementara itu, alumnus Prodi Akuntansi dan Owner Danita Homemade sekaligus narasumber dalam materi Workshop Batik Ecoprint Pujidanita mengatakan, eco printing salah satu alternatif cara untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat limbah kimia pabrik tekstil. Selain memiliki daya tarik, produk ecoprint juga memiliki nilai jual cukup tinggi motifnya yang unik.
“Batik Ecoprint tidak harus menata daun saja. Ada pengembangan. Inovasi itu penting untuk semua produk yang akan diangkat,” tuturnya.
Peserta workshop batik ecoprint ini dari mahasiswa internasional sangat antusias karena semua harus membuat syal dengan motif unik. Proses yang cukup mudah, membuat mereka tertarik untuk praktik di negaranya masing-masing setelah lulus kuliah di Unisma. (adv)
Editor: Dwi Lindawati