Tugujatim.id – Film Sound of Freedom 2023 mengisahkan sebuah kisah nyata sekaligus sebagai kampanye untuk menyuarakan tentang perdagangan manusia yang sedang marak terjadi. Mayoritas korban dari perdagangan manusia ini merupakan anak-anak di bawah umur. Yuk, simak sinopsis filmnya!
Sound of Freedom merupakan film yang diangkat berdasarkan kisah nyata dari Tim Ballard, seorang mantan Agen Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan Vampiro atau yang lebih dikenal dengan “Batman”. Dia bertekad melawan perdagangan manusia setelah pertemuannya dengan seorang pekerja seks yang ternyata di bawah umur dan merupakan korban dari perdagangan manusia. Nantinya, Tim dan Vampiro akan bekerja sama dalam misi penyelamatan para korban di Kolombia.
Film Sound of Freedom disutradarai oleh Alejandro Monteverde yang juga bertindak dalam penulisan naskah bersama Rod Barr. Film ini sudah rilis pada 4 Juli 2023, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika. Sejak tanggal perilisannya, film ini sudah meraup sekitar 85 juta US Dollar.
Film yang berdurasi 2 jam 11 menit ini dibintangi oleh Jim Caviezel (Tim Ballard), Bill Camp (Vampiro), Mira Sorvino (Katherine Ballard), Javier Godino (Jorge). Kabarnya Tim sendiri yang meminta Jim Caviezel untuk memerankan dirinya di film ini.
Sinopsis Film Sound of Freedom
Cerita ini bermula di sebuah kota bernama Tegucigalpa, Honduras. Saat itu ada seorang wanita bernama Giselle yang mendatangi rumah Rocio. Giselle sendiri merupakan pendiri sebuah agensi model. Kala itu Giselle sempat melihat Rocio tampil di sebuah pasar dan akan menawarkannya untuk ikut audisi. Lantas Rocio dan saudara laki-lakinya pun tertarik mendengar hal tersebut.
Melalui beberapa pertimbangan, akhirnya sang ayah menerima tawaran audisi dan mengantar kedua anak-anaknya ke sebuah apartemen yang menjadi lokasi audisi tersebut. Tadinya sang ayah berniat ingin menemani kedua anaknya, tapi Giselle menyuruhnya untuk menjemput kembali pada pukul 7 malam.
Saat hendak menjemput anak-anaknya, Roberto mendapati apartemen yang menjadi lokasi audisi ternyata sudah kosong dan semua peserta audisi mendadak hilang entah ke mana.
Nantinya Tim Ballard bakal menyelamatkan seorang anak laki-laki dari para penyelundup. Ternyata dia tidak sendirian. Dia memiliki saudara perempuan yang masih tertawan oleh para penyelundup.
Tim pun akhirnya memutuskan untuk melakukan misi penyelamatan yang amat berbahaya ke sebuah hutan di Kolombia. Bahkan, dia harus keluar dari pekerjaannya sebagai agen pemerintahan.
Fakta Seputar Perdagangan Manusia
Menurut laman International Labour Organization yang berjudul “Forced Labour, Modern Slavery and Human Trafficking”, ada 49,6 juta orang hidup dalam perbudakan modern pada 2021, di mana 27,6 juta di antaranya adalah pekerja paksa dan 22 juta orang dalam pernikahan paksa.
Dari 27,6 juta orang yang berada dalam kerja paksa, 17,3 juta dieksploitasi di sektor swasta; 6,3 juta dieksploitasi secara paksa untuk tujuan seksual komersial; dan 3,9 juta dieksploitasi secara paksa oleh negara.
Perempuan dan anak perempuan merupakan 4,9 juta dari mereka yang berada dalam eksploitasi seksual komersial paksa dan 6 juta dari mereka yang berada dalam kerja paksa di sektor ekonomi lainnya.
Sebanyak 12% dari mereka yang berada dalam kerja paksa adalah anak-anak. Lebih dari separo dari anak-anak ini berada dalam eksploitasi seksual komersial.
Kawasan Asia dan Pasifik memiliki jumlah orang yang berada dalam kerja paksa tertinggi (15,1 juta) dan negara-negara Arab memiliki prevalensi tertinggi (5,3 per seribu orang).
Mengenal Sosok Tim Ballard
Tim Ballard sendiri adalah pendiri dan CEO Operation Underground Railroad (O.U.R). Organisasi ini telah berdiri sejak 2013 dan merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam memberantas perdagangan manusia.
“Kami memimpin perlawanan terhadap perdagangan seks anak dan eksploitasi seksual di seluruh dunia. Pekerjaan kami tidak memiliki batas-kami pergi ke sudut-sudut tergelap di dunia untuk membantu penegakan hukum dalam menyelamatkan anak-anak dan memastikan perawatan yang berkelanjutan. Kami menyediakan sumber daya penting untuk penegakan hukum dan upaya pencegahan yang bermanfaat bagi anak-anak yang berisiko di seluruh dunia. Tekad kami tidak pernah goyah, dan kami akan setia bertahan sampai setiap anak selamat”. Hal ini merupakan visi dari O.U.R.
Mengutip dari Lewis Howes, Tim bercerita bahwa dia baru saja memulai karirnya sebagai agen federal pada 2001 ketika peristiwa 9/11 terjadi. Dia adalah salah satu orang pertama yang bergabung dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang baru dibentuk. Dia sepenuhnya siap untuk menghabiskan hidupnya memerangi terorisme.
Namun, dia ditugaskan di Satuan Tugas Kejahatan Internet Terhadap Anak-Anak dan akhirnya ditugaskan sebagai agen yang menyamar untuk U.S. Child Sex Tourism Jump Team.
Kisah Nyata di Balik Film Sound of Freedom
Mengutip dari The Daily Signal, Ballard mengatakan bahwa semuanya menjadi puncaknya pada 2012 ketika dia mengerjakan dua kasus yang berbeda. Satu kasus di Haiti dan satu lagi di Kolombia (kasus di Kolombia adalah satu-satunya yang difokuskan dalam film).
“Saya diberitahu, ‘Pulanglah,’ untuk kedua kasus tersebut,” kata Ballard.
“Keduanya merupakan kasus besar, sebuah pukulan yang signifikan terhadap para penyelundup manusia akan terjadi. … Di sanalah saya, berpikir, mereka meminta saya pulang sekali lagi, dan saya tidak akan melakukannya. Saya akan tetap tinggal, dan itu berarti saya harus berhenti dari pekerjaan saya,” lanjut Ballard.
Dalam sebuah wawancara dengan CEO Angel Studios, Neal Harmon, Ballard mengatakan bahwa Glenn Beck mulai membantunya mengumpulkan uang ketika dia sedang dalam proses meninggalkan pekerjaannya sebagai Agen Khusus di Departemen Keamanan Dalam Negeri. Dia mengatakan bahwa Beck bahkan ada dalam naskah asli untuk film ini, tapi adegan tersebut dipotong untuk memasukkan semuanya.
Menurut The Daily Signal, Tim Ballard mengatakan bahwa timnya telah menyelamatkan 123 korban perdagangan manusia dalam Operasi Triple Take di Kolombia. Sebanyak 55 orang di antaranya anak di bawah umur.
“Film ini hanya menceritakan sebagian saja. Ada 54 orang yang diselamatkan di pulau itu (yang digambarkan dalam film), tapi operasi itu lebih besar dari itu. Film ini tidak punya waktu untuk membahasnya,” kata Ballard.
Baca Juga: 10 Merk Jam Tangan Wanita Branded Tahan Air hingga 30 Meter, Cerminkan Kepribadianmu!
Dia mengatakan bahwa masih banyak hal lain yang berkaitan dengan keseluruhan cerita.
Dalam CBS News diberitakan, bahwa dalam kehidupan nyata, operasi ini terjadi di tiga kota di Kolombia selama satu jam pada Oktober 2014. Ketika 25 petugas khusus Kolombia menggerebek pesta di pulau yang digambarkan dalam film tersebut, mereka menangkap lima tersangka, empat pria, dan satu mantan ratu kecantikan.
Dari 54 korban yang diselamatkan di pulau tersebut, 29 di antaranya berusia di bawah 18 tahun. Film ini sedikit mengarang cerita dengan menggambarkan semua korban yang diselamatkan di pulau itu sebagai anak di bawah umur.
Melansir dari The Victory Channel, saat membahas akurasi sejarah Sound of Freedom, Tim Ballard berkata, “Setiap orang jahat itu nyata. Faktanya, film ini dipotong karena terlalu panjang. Mereka memiliki sebuah kartu di bagian akhir, yang memberi tahu Anda bahwa setiap orang jahat itu nyata, setiap anak itu nyata, dan kartu tersebut memberi tahu Anda di mana mereka berada saat ini. Mereka harus memotongnya. Itu menyakitkan, tapi…,” ucap Ballard.
Nah, menarik banget kan film Sound of Freedom ini. Sayangnya, film Sound of Freedom masih belum tersedia dalam platform streaming digital. Buat kamu yang masih ingin tahu lebih lanjut atau mendukung gerakan bisa langsung ke laman resmi mereka di www.angel.com.
Writer: Sayyid Arkaan (Magang)
Editor: Dwi Lindawati