MALANG, Tugujatim.id – Kualitas hidup perempuan berperan penting dalam menentukan tingkat kesehatan mereka karena perempuan yang memiliki kualitas hidup yang lebih baik cenderung memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang (Widiastuty, 2019). Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan perempuan adalah kelebihan berat badan atau obesitas, terutama pada mereka yang menggunakan kontrasepsi seperti pil atau suntik.
Data dari Kementerian Kesehatan RI, 2018 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada perempuan di atas 18 tahun mencapai 29,8%, sedangkan pada laki-laki mencapai 14,7% di Jawa Timur. Di Kota Malang, tingkat obesitas pada pria dan wanita mencapai 8,92%.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi penggunaan kontrasepsi di Indonesia meningkat 0,3% dari 2021-2022. Penggunaan kontrasepsi pada 2021 adalah 55,06% dan pada 2022 adalah 55,36%.
Baca Juga: Angkat Kisah Nyata Selebgram Laura Anna, Film Laura 2024 Ceritakan Ketangguhan Raih Keadilan
Pengguna metode kontrasepsi: 59,9% peserta KB menggunakan alat kontrasepsi melalui suntik. Jumlah peserta KB aktif di Provinsi Jawa Timur pada 2021 sebanyak 5.080.633 (75,1%) dan di Kabupaten Malang 357.804 (79,8%), dengan 197.061 (55,1%) dari 448.317 PUS adalah peserta KB suntik.
Salah satu jenis kontrasepsi suntik yang banyak diminati dan efektif adalah yang mengandung hormon progesteron atau campuran hormon progesteron dan estrogen. Suntikan ini memiliki durasi tiga bulan dan mengandung Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA).
Meskipun suntik 3 bulan memiliki manfaat, namun juga memiliki efek samping, seperti potensi kenaikan berat badan. Seiring dengan bertambahnya usia, dampak hormon dari KB suntik 3 bulan terhadap peningkatan berat badan menjadi lebih mencolok, terlihat dari peningkatan berat badan yang lebih signifikan. (Zubaidah, 2021). Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Praktik Mandiri Bidan Viandika Permana M Kes Karangduren, Kabupaten Malang, menemukan bahwa jumlah akseptor KB suntik pada Januari 2023 sebanyak 150, di mana kenaikan berat badan pada kelompok ini mencapai 90%.
Tim penelitian kolaborasi antara Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Malang merespons dengan tanggap akan pentingnya survei mengenai Profil Akseptor KB Suntik 3 bulan yang Alami Efek Samping Kenaikan Berat Badan di Kabupaten Malang.
Tim penelitian ini diketuai oleh Dra Desiana Merawati MSi AIFO (Ilmu Keolahragaan FIK UM) bersama dengan tim yakni Zumroh Hasanah SKeb Bd MKes (Kebidanan FK UM), Alifia Candra P SKeb Bd MKes (Kebidanan FK UM), dan Dessy Amelia SKeb Bd MKes (Kebidanan FK UM). Selain tim dosen, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Fiqi Isnandar (PKO FIK UM) dan Putri Nurika Dewi (IKM FIK UM).
Sebagai pilot study, kegiatan penelitian dilaksanakan di Praktik Mandiri Bidan Viandika Permana MKes Karangduren, Kabupaten Malang, dengan 82 responden.
“Kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data terkait profil akseptor, khususnya profil berkaitan dengan data kesehatan reproduksi akseptor yang kaitannya dengan peningkatan berat badan akseptor,” tutur ketua peneliti.
Kegiatan ini merupakan suatu upaya dalam mengidentifikasi data dasar pada akseptor KB yang mengalami kenaikan berat badan sebagai bagian dari pencegahan kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan yang alami efek samping kenaikan berat badan. Sehingga tindakan pencegahan kenaikan berat badan berkenaan dengan usia, paritas, dan lama pemakaian KB dapat diimplementasikan dan dampak obesitas dapat ditekan guna peningkatan kualitas hidupnya. Luaran penelitian ini akan dipublikasikan pada jurnal bereputasi. (adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Editor: Dwi Lindawati